Semakin Mencekam, Pasukan Keamanan Sudan Tembak Mati Tiga Pengunjuk Rasa Anti-Kudeta Militer

7 Januari 2022, 07:16 WIB
Ilustrasi pasukan keamanan Sudan yang menembak mati pengunjuk rasa. /pixabay/Dariusz Sankowski /

PR DEPOK - Pada 6 Januari 2022, pasukan keamanan Sudan kembali tembak mati tiga pengunjuk rasa ketika aksi demonstrasi anti-kudeta militer.

Sampai saat ini sedikitnya 60 orang tewas dan banyak orang terluka dalam tindakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta militer di Sudan sejak Oktober 2021 lalu di Sudan.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters, Komite Pusat Dokter Sudan telah membenarkan hal ini dan menyampaikan bahwa seluruh korban tewas pada Kamis kemarin merupakan pengunjuk rasa.

Baca Juga: Dianggap Tidak Produktif, Pemerintah Cabut Ribuan Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara

Seluruhnya meninggal akibat peluru tajam yang ditembakan oleh personel keamanan selama demonstrasi di kota Omdurman dan Bahri tepat berseberangan dengan Sungai Nil dari Khartoum.

Dapat diketahui bersama, para pengunjuk rasa melakukan aksi demonstrasi untuk membawa perubahan demokratis di Sudan.

Para pengunjuk rasa kembali berusaha untuk mencapai istana kepresidenan di ibu kota demi menekan aksi militer yang kudetanya menghentikan pengaturan pembagian kekuasaan yang dinegosiasikan setelah penggulingan Omar al-Bashir pada tahun 2019 lalu.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Jumat, 7 Januari 2022: Scorpio Peluang Karier Terbuka bagi Anda

Pihak militer itu sendiri telah membenarkan kudeta tersebut sebagai suatu koreksi yang diperlukan untuk menstabilkan transisi pemerintahan.

Ada pun protes damai diizinkan dan mereka yang bertanggung jawab menyebabkan korban jiwa akan dimintai pertanggungjawaban.

Pada aksi sebelumnya di Omdurman dalam kurun waktu seminggu terakhir ini, di mana beberapa pengunjuk rasa juga tewas akibat kekejaman personel keamanan Sudan.

Seorang pengunjuk rasa mengatakan, pasukan keamanan menembakkan peluru tajam dan gas air mata serta menabrak para aksi demonstran dengan kendaraan lapis baja.

Baca Juga: Alami Krisis Keamanan, 10 Mayat Ditemukan dalam Sebuah Mobil SUV di Meksiko

"Ada kekerasan yang luar biasa hari ini, situasi di Omdurman menjadi sangat sulit. Teman-teman kami telah meninggal, situasi ini tidak menyenangkan Tuhan," katanya.

Seorang pengunjuk rasa tersebut meminta untuk tidak disebutkan namanya ketika dimintai keterangan karena terdapat beberapa orang yang ditangkap dalam beberapa hari terakhir.

Aksi kekerasan itu pun dirasa mengkhawatirkan ketika Kementerian Kesehatan Negara Bagian Khartoum mengatakan bahwa pasukan keamanan menggerebek rumah sakit Arbeen di Omdurman.

Baca Juga: Dugaan Vaksinasi Booster Covid-19 Ilegal di Surabaya, Polisi: Ada Orang yang Tidak Bertanggung Jawab

Pasukan keamanan itu diinformasikan menyerang staf medis dan melukai pengunjuk rasa. Tak hanya itu, mereka juga mengepung rumah sakit pendidikan Khartoum dan menembakkan gas air mata di dalamnya.

Dalam hal ini, pihak Kepolisian Sudan bahkan seperti menyalahkan para pengunjuk rasa karena tindakannya yang dinilai salah.

Polisi Sudan mengatakan bahwa Demonstrasi menyaksikan penyimpangan dari perdamaian dan kasus agresi serta kekerasan oleh beberapa demonstran terhadap pasukan yang hadir.

Terkait hal tersebut setidaknya tiga orang telah ditangkap karena pembunuhan dua warga di Omdurman dan 60 tersangka ditangkap secara keseluruhan.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler