AS Janjikan Bantuan Kemanusiaan untuk Afghanistan hingga Triliunan Rupiah: Berkomitmen Mendukung Rakyat

12 Januari 2022, 10:30 WIB
Ilustrasi warga Afghanistan - AS menyebut bahwa mereka berkomitmen mendukung rakyat Afghanistan dengan memberikan bantuan hingga triliunan rupiah. /Pixabay

PR DEPOK – AS mengumumkan akan memberikan 308 juta dolar atau setara Rp4,3 triliun dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan.

Pasalnya, menurut AS bahwa hingga saat ini, setengah dari penduduk Afghanistan menghadapi kelaparan yang parah.

Dana itu diberikan terjadi ketika PBB meminta lebih dari Rp71 triliun untuk mencegah bencana di Afghanistan menyusul pengambilalihan Taliban tahun lalu.

Miliaran dolar aset Afghanistan dibekukan dan bantuan internasional dihentikan semalam karena pemerintah Barat, yang telah memerangi Taliban, mematikan bantuan.

Baca Juga: Politisi PDIP Ungkap Sosok ‘Benalu’ Pandemi Covid-19, Tifatul: Pejabat Ikut Bisnis PCR Termasuk Nggak?

Pada akhir tahun lalu, pemerintahan Biden mengeluarkan apa yang disebutnya sebagai otorisasi luas.

Otorisasi itu mengizinkan PBB, badan-badan bantuan pemerintah AS untuk bekerja dengan Taliban dan kelompok-kelompok yang masuk daftar hitam untuk memberikan bantuan tanpa melanggar sanksi.

Juru bicara Gedung Putih Emily Horne mengatakan bahwa bantuan baru dari Badan Pembangunan Internasional AS akan disalurkan melalui organisasi kemanusiaan independent.

Baca Juga: Tanggapi Ucapan Denny Sumargo di Podcast-nya, Marissya Icha: Saya nggak Marah, Cuman...

Bantuan itu ditujukan untuk tempat penampungan, perawatan kesehatan, bantuan makanan darurat, air, sanitasi dan layanan kebersihan.

"Amerika Serikat berkomitmen untuk mendukung rakyat Afghanistan dan kami terus mempertimbangkan semua opsi yang tersedia bagi kami," katanya, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Mail.

"Kami mendukung rakyat Afghanistan,” ia menambahkan.

Baca Juga: Cara Agar Mendapat BLT Anak Sekolah Rp4,4 Juta Tahun 2022, Segera Penuhi Persyaratan Ini

AS juga mengatakan akan mengirim satu juta dosis tambahan vaksin virus corona.

Namun bantuan itu segera menimbulkan kekhawatiran bisa jatuh ke tangan yang salah atau membantu memperkuat posisi Taliban.

“Saya tidak mengerti mengapa kami tidak mengkondisikan bantuan ini pada Taliban untuk memenuhi beberapa standar hak asasi manusia, yang tanpanya situasi kemanusiaan hanya akan memburuk,” tutur Brett Bruen, direktur keterlibatan Gedung Putih di bawah Presiden Barack Obama.

Baca Juga: Korea Utara Dilaporkan Kembali Uji Coba Rudal, Lebih Canggih dari Hipersonik

Para juru kampanye memperingatkan bahwa pengambilalihan Taliban, setelah Presiden menarik pasukan Amerika musim panas lalu, telah memicu krisis hak asasi manusia serta bencana kemanusiaan.

Anak perempuan di sebagian besar negara telah ditolak aksesnya ke sekolah menengah.

Orang-orang bersenjata Taliban telah melakukan eksekusi singkat terhadap mantan pejabat dan personel pasukan keamanan, sedangkan wartawan dipukuli dan diintimidasi.

Baca Juga: Sebut Pelapor Gibran dan Kaesang ke KPK Tak Mengerti Hukum, Ruhut: Jika Tak Terbukti, Ancaman 7 Tahun Penjara

Minggu ini muncul video yang menunjukkan kelompok garis keras memenggal kepala manekin perempuan karena dianggap menyinggung interpretasi ketat kelompok tersebut.

Pengambilalihan pada bulan Agustus menghentikan sebagian besar pendanaan asing, yang telah mendukung sekitar tiga perempat dari pengeluaran pemerintah.

Bank dengan cepat kehabisan uang tunai dan jutaan orang kehilangan pendapatan mereka.

Pemerintah asing enggan mengakui penguasa baru negara itu, memperumit pengiriman bantuan yang sangat dibutuhkan.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler