Ribuan Penduduk Belanda Melakukan Unjuk Rasa Terkait Aturan Pemerintah Mengenai Covid-19

17 Januari 2022, 07:14 WIB
Di Belanda, ribuan warga berunjuk rasa di jalan-jalan untuk melakukan protes terhadap aturan pemerintah soal Covid-19. /REUTERS/Piroschka van de Wouw

PR DEPOK - Ribuan penduduk Belanda memadati jalan-jalan yang terdapat di Amsterdam untuk melakukan unjuk rasa mengenai aturan pemerintah mengenai Covid-19 dan vaksinasi.

Sejumlah mobil polisi juga telah melakukan patroli di sekitar tenda tempat para demonstran berbaris dengan spanduk dan payung kuning.

Protes yang dilakukan penduduk Belanda atas pandemi Covid-19 gelombang ketiga ini diadakan di seluruh wilayah dan pertemuan besar terjadi pada hari Minggu kemarin.

Para petani bahkan rela berkendara menuju kota dengan menggunakan traktor yang mereka parkir di sepanjang alun-alun museum pusat.

Baca Juga: Sebut Pelaporan Gibran-Kaesang ke KPK Cara Cerdas Rangsang Parlemen, Adhie Massardi: Aktifkan TAP MPR No XI 98

Beberapa musisi-musisi jalanan terus membuat kebisingan dengan memainkan musik, lalu meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah dan kemudian berbaris di sepanjang jalan raya untuk memblokir lalu lintas.

Menuru Step Vassen informan dari Al Jazeera, menjelaskan walaupun suasana rapat umum cukup berlangsung panas, tapi protes berlangsung damai.

Vassen juga menambahkan kalau saat ini banyak orang mulai menentang tindak dari pemerintah.

Baca Juga: Dituduh Bersalah Atas Pembunuhan dan Peredaran Narkoba di Kamp Rohingya, Pria Ini Ditangkap Polisi Bangladesh

"Ada banyak orang yang menentang tindakan pemerintah dan ketidakpercayaan umum terhadap politik," ujar Vassen, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Selama pawai, Polisi menilai bahwa ada segelintir kelompok kecil dari pengunjuk rasa anti-fasis memindahkan mereka melalui bus ke tempat yang berbeda.

Karena biasany banyak sekelompok sayap kanan radikal sering bergabung dalam demonstrasi kemudian membuat kerusuhan, oleh karena itu polisi segera memastikan tidak ada Konfrontasi dengan aktivis anti-fasis.

Baca Juga: Sebut Ubedillah Badrun Pelapor Gibran-Kaesang Punya Sejarah Lawan KKN, Yos Nggarang: Aktivis Gerakan

Belanda sempat kembali melakukan lockdown besar-besaran selama liburan akhir tahun. Maka dari itu banyak penduduk yang menentang.

Kemudian Perdana Menteri, Mark Rutte pada hari Jumat mengumumkan kembali dibukanya toko,pusat kebugaran, salon meski ada rekor jumlah kasus baru Covid-19 di Belanda.

Saat ini Belanda telah mendapatkan rekor tertinggi di atas 36.000 kasus baru Covid-19 pada hari Minggu menurut data yang diterbitkan oleh Institut Kesehatan Belanda.

Baca Juga: Cara Daftar BPNT Online 2022 Lewat Aplikasi Cek Bansos untuk Dapatkan Kartu Sembako Rp600 Ribu

Sebelumnya, Pemerintah Rutte memerintahkan lockdown pada pertengahan Desember ketika gelombang varian Delta menyerang.

Kemudian varian Omicron tiba-tiba saja hadir dan menyerang beberapa penduduk Belanda, hingga akhirnya sektor publik dipaksa untuk tutup kembali hingga 25 Januari 2022.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler