Akun Media Sosial Scott Morrison Dikabarkan Diretas, Laman PM Australia Kini Berisi Propaganda Pro-Tiongkok

24 Januari 2022, 09:50 WIB
Akun media sosial milik PM Australia, Scott Morrison, dikabarkan diretas oleh pihak Tiongkok dengan berisi propaganda. /REUTERS/Evelyn Hockstein.

PR DEPOK – Laman Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison di situs media sosial terbesar Tiongkok dilaporkan telah diretas dan diberi nama ulang untuk mendorong propaganda pro-Tiongkok.

Pihak Scott Morrison menyebut peretasan akun sosial media itu sebagai tindakan sensor 'terang-terangan' oleh Tiongkok.

Scott Morrison baru-baru ini melihat akun WeChat-nya berubah menjadi corong pro-Beijing dengan nama 'kehidupan baru Tiongkok-Australia'.

Para kepala intelijen mengatakan tindakan peretasan itu sebagai campur tangan asing.

Baca Juga: Warga Uighur di Turki Melakukan Protes untuk Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing

76.000 pengikut Scott Morrison di aplikasi tersebut dikirimi pemberitahuan yang menunjukkan bahwa mereka harus segera memilih keluar atau mereka akan secara otomatis mendaftar ke akun baru yang aneh.

Badan-badan intelijen mengatakan upaya terbaru oleh Tiongkok itu dilakukan untuk mengobarkan ketegangan dengan Australia dengan sangat serius.

Seorang ahli bahkan mengatakan tindakan itu sebagai anti-demokrasi, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Mail.

Laman Scott Morrison diubah namanya awal bulan ini, tetapi timnya telah dikunci dari akun tersebut sejak Juli tahun lalu.

Baca Juga: Soroti Edy Mulyadi Diduga Hina Kalimantan 'Tempat Jin Buang Anak', Guntur Romli: Kok Bisa ya Masih Bebas?

Karena batasan pada pengguna yang beroperasi di luar Tiongkok, PM mempekerjakan unit operasi berbasis lokal untuk memposting informasi bagi warga Tiongkok-Australia di platform.

Setelah mengetahui bahwa mereka tidak dapat masuk, tim melakukan beberapa pendekatan ke WeChat untuk mendapatkan kembali akses, yang semuanya tidak terjawab.

Komunikasi terbaru adalah email yang dikirim oleh tim Scott Morrison pada 10 Januari, yang juga tidak didengar.

Akun tersebut telah melihat gambar para pemimpin Australia dihapus dan menjadi profil untuk memberikan informasi kehidupan bagi orang Tionghoa perantauan di Australia.

Baca Juga: Arsenal Bidik Pemain Baru Perkuat Lini Tengah, Renato Sanches: Saya Siap

WeChat, yang dimiliki oleh perusahaan teknologi Tencent, secara teratur dipantau dan disensor oleh Partai Komunis Tiongkok.

Ketua Komite Gabungan Parlemen untuk Intelijen dan Keamanan Senator James Paterson meminta semua politisi Australia untuk memboikot platform sebagai tanggapan.

“Tiongkok menargetkan Perdana Menteri kami dengan berusaha menutup kemampuannya untuk berkomunikasi dengan orang Australia-Tiongkok dengan melarang dia dari saluran komunikasi yang paling banyak digunakan di komunitas itu,” katanya.

“Kami tidak bisa membiarkan pemerintah otoriter asing ikut campur dalam demokrasi kami dan menetapkan syarat-syarat debat publik di Australia,” ia menambahkan.

Baca Juga: Buka Suara Soal Kabar Perselingkuhan Sang Suami dengan Nissa Sabyan, Istri Ayus: Dia Nggak Nyangkal kalau Suka

Dia mengatakan langkah itu merupakan upaya langsung untuk menargetkan warga Tiongkok-Australia dan menegakkan sensor jauh di luar perbatasannya dan ikut campur dalam demokrasi.

Anthony Albanese, yang juga menggunakan platform tersebut untuk berkomunikasi dengan warga Tiongkok-Australia, baru-baru ini memposting cerita yang menuduh Scott Morrison menyebarkan kebohongan tentang tes antigen cepat.

Akan tetapi,dia tidak mengalami masalah peretasan di laman media sosialnya.

Unggahan lain membagikan komentar Senator Penny Wong tentang kebijakan luar negeri negara itu.

Baca Juga: Wujudkan Ngidam Aurel Hermanyah Pegang Bayi, Atta Halilintar Datangkan Anak dari Karyawannya Setiap Hari

Peter Jennings, direktur eksekutif Australian Stategic Policy Institute, mengatakan itu adalah upaya yang jelas untuk campur tangan politik dalam tahun pemilihan federal untuk Australia.

"Ini sangat terang-terangan, dan ini jelas merupakan promosi bagi 76.000 pelanggan itu," katanya.

"Ini jelas dimaksudkan untuk dianggap sebagai provokatif," ujarnya.

Hubungan Australia dengan Tiongkok telah mencapai titik terendah baru sejak awal pandemi Covid-19.

Baca Juga: Disomasi Tiga Kali oleh Doddy Sudrajat, Selebgram Ayu Wisya Tanggapi Santai: Liburan dong Pak

Hal itu dimulai ketika Scott Morrison menyerukan penyelidikan independen tentang asal-usul virus, yang dimulai di kota Wuhan di Tiongkok.

Sebagai pembalasan, negara komunis itu memberlakukan larangan dan tarif sewenang-wenang senilai miliaran dolar untuk ekspor utama seperti jelai, daging sapi, kapas, timbre, makanan laut, dan anggur pada tahun 2020.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler