PR DEPOK - Baru-baru ini, sebuah studi mengatakan dengan meminum anggur merah diyakini dapat membantu mengurangi risiko terpapar Covid-19.
Diketahui bersama, anggur merah merupakan salah satu minuman beralkohol, tetapi para ahli menyebut minuman itu dapat mengurangi risiko terpapar Covid-19.
Studi ini dilakukan di Frontiers in Nutrition dengan melihat catatan medis dari sebanyak 473.957 orang melalui UK Biobank.
Laporan tersebut telah banyak mempelajari kebiasaan minum orang-orang dan sejarah Covid-19 selama pandemi.
Baca Juga: Persija Targetkan Bisa Clean Sheet Lagi Saat Lawan Persita Tangerang
Studi itu menemukan bahwa orang yang setidaknya meminum lima gelas atau lebih anggur merah per minggunya, kemungkinan untuk terkena Covid-19 akan lebih ringan hingga 17 persen jika dibandingkan dengan orang yang tidak meminum anggur merah.
Kendati demikian, para ahli secara tegas memperingatkan agar tidak mengonsumsi anggur merah secara berlebihan.
Bukan hanya anggur merah, minuman alkohol lainnya seperti anggur putih dan sampanye di atas pedoman alkohol yang direkomendasikan rupanya juga dapat menurunkan risiko terpapar Covid-19.
Baca Juga: Dokter Asal Prancis Jual X-Ray Tubuh Wanita yang Penuh Luka Tembakan sebagai NFT di OpenSea
Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Record, studi tersebut mengatakan bahwa orang yang minum setidaknya satu hingga empat gelas per minggu, baik itu anggur putih maupun sampanye, dapat menurunkan risiko terkena Covid-19 hingga delapan persen.
Meski begitu, hal ini rupanya merupakan kabar buruk bagi pecinta bir, sebab mereka yang mengonsumsi bir dan sari buah apel dalam jumlah berapa pun ternyata berisiko tertular Covid-19 28 persen lebih tinggi dari yang bukan peminum.
Para ahli pun akhirnya menyimpulkan bahwa risiko Covid-19 bervariasi terhadap berbahai subtipe, frekuensi, dan jumlah minuman beralkohol.
Anggur merah, anggur putih, dan sampanye mungkin berpotensi untuk mengurangi risiko terpapar Covid-19, namun mengonsumsi bir dan sari buah apel dan minuman beralkohol dan minuman keras sangat tidak dianjurkan selama epidemi.***