Ahli Bedah AS Peringatkan Momen Pearl Harbor Akan Terulang Selama Pandemi Virus Corona

7 April 2020, 09:29 WIB
Kapal induk USNS Comfort melewati Patung Liberty saat memasuki Pelabuhan New York ditengah wabah virus corona (COVID-19) di Kota New York, Amerika Serikat, Senin , 30 Maret 2020.* /REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Ahli bedah umum Amerika Serikat (AS) memperingatkan pada beberapa waktu lalu bahwa negeri paman sam itu akan menghadapai "Momen Pearl Harbor" pada pekan depan, akibat kematian yang terus terjadi karena virus corona.

Amerika Serikat telah mencatat hampir 331.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan hampir 9.500 kematian pada Minggu, 5 April 2020 malam, menurut para peneliti di Universitas Johns Hopkins.

Di samping itu, serangan pandemi virus corona merupakan hal yang belum terjadi sebelumnya di negara itu, seorang dokter ahli bedah umum bahkan mengatakan bahwa krisis ini akan mirip dengan momen Perang Pearl Harbor di Amerika Serikat dan peristiwa pengemboman yang dikenal dengan 9/11.

Baca Juga: Sang Ibu Khawatir, Bayi Ini Menunjukan 'Pesan Damai' di Dalam Rahim saat Virus Corona

"Minggu berikutnya akan menjadi momen Pearl Harbor kami. Ini akan menjadi momen 9/11 kami," kata Jerome Adams Dokter Ahli Bedah Umum AS tersebut.

"Ini akan menjadi momen tersulit bagi banyak orang Amerika sepanjang hidup mereka, dan kita benar-benar perlu memahami bahwa jika kita ingin meratakan kurva itu dan melewati sisi lain, semua orang perlu melakukan tugas mereka," ujarnya.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari The Guardian Selasa, 7 April 2020 perkiraan dari Adams juga diutarakan oleh Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di AS.

Baca Juga: Capai 3.000 Kasus Virus Corona, Lockdown ala Jepang: Tidak Ada Ancaman Hukuman

Dia mengatakan dalam sebuah rapat di Gedung Putih pada Minggu, 5 April 2020 bahwa dirinya memprediksi pekan ini akan menjadi yang terburuk selama pandemi.

"Ini mungkin akan menjadi minggu yang sangat buruk," ucap Fauci.

Pada Senin, 6 April 2020 Louisiana sebagai salah satu daerah yang terdampak virus corona akan membuka rumah sakit lapangan darurat pertama, di Morial Convention Center di New Orleans.

Baca Juga: Ujian Masuk PTN Diundur, Berikut Jadwal Terbaru Pendaftaran dan Pelaksanaan UTBK 2020

Rumah sakit ini akan menampung 1.000 tempat tidur dan seperti situs sementara lainnya di New York dan tempat lain dirancang untuk meringankan beban rumah sakit kota.

Ketika krisis semakin cepat, lima negara telah menolak untuk menerapkan anjuran tetap di rumah, Lowa, Nebraska, North Dakota, South Dakota dan Arkansas.

Gubernur Arkansas Asa Hutchinson mengatakan tidak ada gunanya mengeluarkan perintah seperti itu karena akan diabaikan.

Baca Juga: Betah di Rumah Lawan Corona, Yuk Nostalgia Jajanan Jaman Dulu Tahun 90-an

"Anda memiliki perintah tinggal di rumah, besok 600.000 orang Arkansans masih akan pergi bekerja," tutur Hutchinson.

Fauci mengatakan negara-negara tanpa perintah tinggal di rumah "menempatkan diri mereka dalam risiko".

"Saya tidak akan mengatakan kita mengendalikannya, itu akan menjadi pernyataan yang salah," terang Fauci kepada CBS's Face the Nation.

Baca Juga: Betah di Rumah Lawan Corona, Kiat bagi Orang Tua Membuat Anak Betah Belajar

"Kami sedang berjuang untuk mengendalikannya, dan itulah masalah yang ada sekarang." sebutnya.

Adams, ahli bedah umum, mendesak orang untuk tinggal di rumah tidak peduli apa aturan yang berlaku di negara mereka.

"Sembilan puluh (90) persen orang Amerika melakukan tugas mereka, bahkan di negara bagian tempat mereka belum memiliki tempat berlindung," ungkap Adams.

Baca Juga: Usai Dibebaskan Karena Pandemi Virus Corona, Narapidana Ini Mengulang Kesalahannya

Dia akhirnya mengatakan bahwa warga Amerika harus mengingat kembali momen dari perang dunia kedua.

"Kami ingin semua orang mengerti bahwa Anda harus menjadi Rosie the Riveter. Anda harus melakukan bagian Anda." tutupnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler