Mata Jadi Jalur Utama Penularan Virus Corona, 100 Kali Lebih Berbahaya dari H5N1

9 Mei 2020, 19:41 WIB
ILUSTRASI mata.* /ALINE BERRY/PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Studi yang dilakukan University of Hong Kong menemukan fakta terbaru mengenai rute penyebaran virus corona yang menginfeksi manusia.

Dalam penelitiannya, selain melalui saluran pernapasan atas yang meliputi hidung, mulut, serta tenggorokan, ditemukan bahwa mata adalah rute utama virus menginfeksi manusia.

Dikutip dari South China Morning Post oleh Pikiranrakyat-Depok.com, penelitian yang dipublikasikan Jumat 8 Mei 2020 itu menyebut Covid-19 100 kali lebih menular dibanding virus sindrom Sars-CoV dan virus flu burung seperti H5N1.

Baca Juga: Peluang Asteroid Tabrak Bumi dan Timbulkan Petaka Global, Orbit Bumi Berubah Sedikit Bisa Berbahaya

Penelitian yang dipimpin Dr. Michael Chan Chi Wai, profesor di university's School of Public Health, menemukan bahwa virus corona jauh lebih efisien menginfeksi konjungtiva manusia, jaringan yang melapisi permukaan mata dan saluran pernapasan atas.

Tingkat infeksinya sebanding dengan H1N1, virus flu babi yang menyebar pada 2009.

"Ini menjelaskan penularan Covid-19 yang lebih tinggi dibandingkan SARS. Studi ini juga menyoroti fakta bahwa mata mungkin menjadi jalur penting manusia terinfeki," kata Chan.

Sebelumnya, tim peneliti menemukan bahwa virus corona dapat hidup selama 7 hari di permukaan benda seperti stainless steel, kaca, dan plastik.

Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus Rp 150 Juta per Koin di Tengah Pandemi Corona, Belum Telat untuk Berinvestasi

Hal itu sangat memungkinkan orang-orang terinfeksi saat menyentuh permukaan benda dengan tangan mereka dan kemudian menyentuh wajah.

Oleh karena itu, temuan terbaru menegaskan bahwa orang dapat menurunkan risiko terinfeksi dengan cara mencuci tangan memakai sabun dan air mengalir.

Kemudian, disaran tidak menyentuk wajah sebelum mencuci tangan guna menghindari transfer virus yang tidak disengaja.

Penelitian itu diterbitkan di The Lancet Respiratory Medicine edisi terbaru, muncul saat jumlah kasus hampir menyentuh angka 4 juta dan lebih dari 271.000 orang meninggal dunia.

"Meski ada tanda-tanda bahwa Covid-19 semakin stabil di Hong Kong, situasi di tempat lain masih serius. Masih banyak kasus baru bermunculan setiap harinya. Kita seharusnya tidak lengah," ujar dia.

Studi itu tentu mematahkan asumsi tahap awal krisis virus corona yang mengatakan petugas medis cukup terlindungi dengan mengenakan masker wajah N95 dan alat pelindung diri serta tak memerlukan kacamata khusus.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler