Etnis Yahudi-Ukraina di Israel Siap Lawan Rusia: Saya Harus Bela Keluarga

1 Maret 2022, 15:45 WIB
Prajurit Ukraina berjalan dengan kendaraan yang rusak, di lokasi pertempuran dengan pasukan Rusia. Etnis Yahudi-Ukraina di Israel berniat bergabung dengan Ukraina dalam perang. /Valentyn Ogirenko/Reuters

PR DEPOK – Perang antara Rusia dan Ukraina banyak ditanggapi dunia, termasuk oleh Israel.

Mantan tentara Israel dilaporkan telah memutuskan untuk melawan tentara Rusia bersama pasukan Ukraina.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Middle East Eye, tentara Israel tersebut berniat membantu Ukraina menghadapi Rusia karene ingin mempertahankan negara asal mereka beremigrasi.

Baca Juga: Jarang Buka Suara Soal Pemimpin Dunia yang Ditemuinya, Ratu Elizabeth Disebut Miliki Pendapat Buruk Soal Putin

Situs berita Ynet sebelumnya mewawancarai dua pria yang lahir di Ukraina dan bermigrasi ke Israel pada 1990-an setelah runtuhnya Uni Soviet.

Sergei Novesky (38) yang bertugas di militer Israel mengatakan ia ingin perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

"Saya berharap akan ada perdamaian, tetapi jika tidak, saya harus membela keluarga saya," katanya.

Baca Juga: Tak Hanya Kuasai Kyiv, Tentara Rusia Kini Sudah Mencapai Kota Kherson di Ukraina Selatan

Novesky yang datang ke Israel pada tahun 1998 mengaku ingin membawa bendera Ukraina sambil mengenakan seragam pasukan Israel dan bersandar pada kendaraan militer.

Sementar itu, David Cherkasky (20), seorang Yahudi Ukraina, mengatakan kepada bahwa dia dan ayahnya siap untuk berperang melawan Rusia dan telah mendaftar di pasukan Ukraina.

"Jika ada orang Rusia di kota ini, kita harus menangkap mereka, membunuh mereka," kata Cherkasky.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Kombinasi Vaksin Booster Covid-19 di Indonesia Sesuai Aturan Kemenkes

Ia menjelaskan pula jika kota tempat dia tinggal di Ukraina timur memiliki komunitas Yahudi yang besar.

Menurut Badan Yahudi, lebih dari 5.000 orang Yahudi Ukraina telah meminta untuk bermigrasi ke Israel segera sejak krisis Rusia-Ukraina meningkat pekan lalu.

Diperkirakan 200.000 orang Ukraina memenuhi syarat untuk bermigrasi ke Israel dan akan menerima kewarganegaraan otomatis di bawah Hukum Kepulangan.

Baca Juga: Partai Emas Kehilangan Legitimasi, 22 DPC di Jawa Barat Mengundurkan Diri karena Alasan Ini

Selama akhir pekan, ribuan orang Israel berdemonstrasi di Tel Aviv menentang invasi Rusia.

Mereka meneriakkan "Tidak untuk perang" dan "Ya untuk Ukraina yang demokratis".

Tidak hanya itu, mereka menyanyikan lagu kebangsaan Ukraina dan membawa plakat yang membandingkan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Juga: Dukung Ukraina, Aktris Korea Selatan Lee Young Ae Kirim Donasi Rp1,19 Miliar untuk Akhiri Perang

Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan dalam pertemuan pribadi bahwa "Israel harus berada di pihak yang benar dan mengutuk diktator yang menyerang demokrasi". Pernyataan ini mengacu pada Vladimir Putin.

Diberitakan sebelumnya, Rusia menyerang Ukraina pada Kamis setelah membangun hampir 200.000 tentara di perbatasan.

Pasukan Rusia telah berusaha untuk merebut Kyiv dan bergerak ke berbagai daerah di utara, timur dan selatan, tetapi pertahanan Ukraina melakukan perlawanan yang kuat.

Baca Juga: Sebut Rusia Beri Makan Pasukan Tentaranya dengan Makanan Kedaluwarsa, Sumy Dmytro: Meracuni Militer

Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, telah berada di bawah serangan berat Rusia.

Perlu diketahui, kota yang dekat dengan perbatasan dengan Rusia adalah rumah bagi sekitar 75.000 orang Yahudi Ukraina.

Pada tahun-tahun terakhir Uni Soviet dan keruntuhan selanjutnya, hampir satu juta orang Yahudi bermigrasi ke Israel antara tahun 1989 dan 2000, terutama dari Rusia.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Middle East Eye

Tags

Terkini

Terpopuler