Lebih Unggul dari Moskow, Simak 5 Alasan Pasukan Ukraina Berhasil Menahan Serangan Brutal Rusia

8 Maret 2022, 12:29 WIB
Ilustrasi pasukan Rusia yang berhasil menahan serangan dari Rusia. /Pixabay/Pexels

PR DEPOK – Invasi Rusia ke Ukraina hingga saat ini masih terus berlangsung. Hampir dua minggu, pasukan Rusia ‘menyerbu’ beberapa kota penting di Ukraina.

Namun, Ukraina mengklaim jika mereka berhasil menahan serangan pasukan Rusia, dengan memberikan perlawanan.

Sumber senior militer Prancis seperti dikutip dari PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia pada Selasa, 8 Maret 2022 mengatakan, pasukan Ukraina jauh lebih unggul dalam hal perlawanan.

Baca Juga: Dihantam Sanksi Dunia, Berikut Serangkaian Larangan untuk Rusia yang Dilakukan Negara Besar

Keunggulan ini juga didorong oleh kombinasi persiapan yang baik, solidaritas nasional dan kesalahan Rusia.

"Mereka (Rusia) pada dasarnya tidak bergerak terlalu cepat," kata seorang sumber tersebut.

Berikut adalah lima alasan bagaimana pasukan Ukraina berhasil menahan serangan Rusia yang brutal selama invasi.

Baca Juga: Catat Tanggalnya! Batas Akhir Penautan Rekening atau E-Wallet Kartu Prakerja pada Maret 2022

1. Persiapan

Ukraina, dengan bantuan Barat, secara substansial memperkuat angkatan bersenjatanya setelah 2014, ketika Rusia mencaplok semenanjung Ukraina Krimea dalam operasi kilat dan separatis pro-Rusia menyerbu bagian timur negara itu.

Pada tahun 2016, NATO dan Kyiv memulai program pelatihan untuk pasukan khusus Ukraina, yang kini berjumlah 2.000 orang dan telah dapat membantu sukarelawan sipil.

Ukraina pun memfokuskan untuk menghabisi pasukan Rusia sejingga pendudukan tidak dapat dipertahankan.

Baca Juga: Fakta Baru Terungkap, Saksi Berbohong soal Kematian Tangmo Nida, Polisi: Cerita Mereka Berbeda-beda

2. Pengetahuan Lokal

Rusia, yang mengandalkan keakraban era Soviet dengan wilayah yang dikuasai Moskow di bawah Uni Soviet, tampaknya telah meremehkan keuntungan wilayah dalam negeri pasukan Ukraina.

Ini termasuk pengetahuan tentang medan dan kapasitas penduduk setempat untuk mengangkat senjata melawan pasukan invasi.

Dalam skenario perang tidak teratur seperti itu, pasukan yang lebih lemah dapat memaksimalkan keuntungan yang mereka miliki atas lawan mereka yang lebih kuat.

Baca Juga: Tolak Disebut Penjarakan Adam Deni, Ahmad Sahroni ke Deddy Corbuzier: Bukan Gue, Fakta Hukum yang Masukan Dia

"keuntungan medan, pengetahuan lokal, dan koneksi sosial," kata profesor dari College of International Security Affair Spencer Meredith

3. Solidaritas

Sejak invasi Rusia pada Kamis, 24 Maret 2022, solitdaritas rakyat Ukraina terus meningkat. Di bawah kepemimpinan Presiden Volodymyr Zelenskyy, Ukraina telah menunjukkan ketahanan terdalam dalam kesulitan.

Warga biasa bahkan secara sukarela mengajukan diri untuk berada garis depan menghadapi pasukan Rusia.

Baca Juga: Minta Jasad Tangmo Nida Diotopsi Ulang, Panida Sirayootyotin Temukan Banyak Kejanggalan Atas Kematian Putrinya

4. Kesalahan Strategis

Analis militer mengatakan Rusia membuat kesalahan strategis pada hari-hari awal invasi, salah satunya dengan mengirimkan terlalu sedikit pasukan darat pada fase awal dan gagal membuat angkatan darat dan udara bekerja bersama-sama.

"Awalnya mereka pikir mereka bisa memperkenalkan unit dengan sangat cepat ke ibukota Kyiv ... Tapi sejak awal mereka mengalami pendarahan," kata Michael Kofman, direktur Program Studi Rusia di Pusat Analisis Angkatan Laut di AS.

Baca Juga: Machine Gun Kelly Ungkap Ingin BTS Tampil di Pernikahannya dengan Megan Fox: Kami Bertemu di Billboard Awards

5. Takut Secara Psikologis

Rusia telah mengumumkan bahwa mereka dengan mengerahkan pasukan di dekat perbatasan dengan Ukraina selama beberapa pekan terakhir.

Semangat tidak akan membantu dengan banyaknya korban dari tentara Rusia yang, menurut sumber Prancis, termasuk setidaknya satu mayor jenderal,

Tom Pepinsky, rekan senior non-residen di Brookings Institution, mengatakan sejauh ini bukti menunjukkan bahwa perlakuan Ukraina terhadap tawanan perang Rusia bisa menjadi lebih keras karena penjajah semakin mendesak ke negara itu.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler