Ini yang Terjadi jika China Dukung Persenjataan Rusia untuk Serang Ukraina, Perang Dunia Baru?

14 Maret 2022, 15:05 WIB
Ilustrasi bendera AS dan China. Invasi Rusia ke Ukraina membuat hubungan Washington dan Beijing memanas. /Jason Lee/Reuters

PR DEPOK – China menjadi sorotan Amerika Serikat (AS) terkait invasi Rusia ke Ukraina.

AS akan mencoba membujuk China untuk tidak memasok senjata ke Rusia pada pertemuan tingkat tinggi di Roma yang Gedung Putih anggap sangat penting tidak hanya untuk perang di Ukraina, tetapi juga untuk masa depan keseimbangan kekuatan global.

Jake Sullivan, penasihat Keamanan Nasional AS, akan bertemu dengan mitranya dari China, Yang Jiechi, di Italia di tengah laporan bahwa Rusia telah meminta China untuk senjata guna meningkatkan invasinya yang goyah ke Ukraina.

Baca Juga: Eks Komandan Perang di Irak Khawatir Perang Rusia-Ukraina Picu Perang Dunia dan Nuklir karena Alasan Ini

Sullivan akan berargumen bahwa jika China memasok senjata ke Rusia, maka akan menjadi kesalahan bersejarah lebih lanjut dan titik balik dalam politik global.

Di sisi lain, AS sangat ingin mencegah perang Ukraina lebih lanjut sehingga memperkuat dua blok dunia yang berlawanan.

Maka dari itu, Sullivan dan Yang akan menindaklanjuti kesepakatan yang dibuat Joe Biden dan Xi Jinping dalam pertemuan puncak virtual pada November untuk meningkatkan komunikasi krisis antara kedua kekuatan nuklir tersebut.

Baca Juga: Muhaimin Iskandar Bertemu dengan Komisioner KPU-Bawaslu Terpilih di DPR, Mardani Ali: Ini Tidak Etis

“Kami juga mengamati dengan cermat untuk melihat sejauh mana China benar-benar memberikan segala bentuk dukungan -dukungan materi atau dukungan ekonomi  kepada Rusia” 

“Ini menjadi perhatian kita. Dan kami telah berkomunikasi dengan Beijing bahwa kami tidak akan berdiam diri dan mengizinkan negara manapun untuk memberi kompensasi kepada Rusia atas kerugiannya akibat sanksi ekonomi,” kata Sullivan seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian

Sullivan mengatakan AS telah menjelaskan kepada China bahwa benar-benar akan ada konsekuensi jika membantu Rusia menghindari sanksi.

Baca Juga: Label Halal MUI secara Bertahap Tak Berlaku Lagi, Tifatul Sembiring: Serangan ke MUI Makin Bertubi-tubi

Sementara itu, Juru bicara Kedutaan Besar AS di Washington, Liu Pengyu, mengatakan dia tidak pernah mendengar permintaan senjata Rusia kepada China.

"Situasi saat ini di Ukraina memang membingungkan. Prioritas tinggi sekarang adalah mencegah situasi tegang meningkat atau bahkan lepas kendali,” tuturnya.

Sementara itu, Ryan Hass, mantan direktur China di Dewan Keamanan Nasional AS menyebutkan bahwa hubungan AS dan China mulai goyah.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos Online 2022 Lewat HP Pakai KTP dan KK untuk Dapatkan Bantuan PKH hingga Rp3 Juta

“Rasanya seperti hubungan AS-China bergerak menuju percabangan yang cukup signifikan. Jika China secara material berkontribusi pada mesin perang Rusia di Ukraina melalui penyediaan material atau penimbunan yang signifikan, maka tindakan China akan mempercepat pembelahan dunia ke arah blok musuh,” katanya.

Dengan begitu, AS dan China harus berbicara terkait invasi Rusia ke Ukraina.

“Adalah bijaksana bagi AS untuk berbicara secara langsung dan pribadi dengan China pada tingkat yang berwenang sekarang untuk mengklarifikasi konsekuensi strategis yang langgeng dari keputusan China saat ini,” katanya.

Baca Juga: Fabio Di Giannantonio Sudah Berangkat ke Indonesia, sang Kekasih Jadi Sorotan Netizen

China sejauh ini tidak mengutuk invasi Rusia atau pembunuhan massal warga sipil dalam pengeboman kota-kota Ukraina dan telah abstain pada resolusi yang menyesalkan serangan di Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler