Rusia Minta Bantuan Militer ke China, Beijing Tuduh AS Sebarkan Berita Bohong dalam Perang Ukraina!

14 Maret 2022, 20:32 WIB
Rusia minta bantuan militer ke China, Beijing malah menuduh AS sebar berita bohong dalam perang di Ukraina. /REUTERS/Kim Kyung Hoon/

PR DEPOK - Rusia dikabarkan meminta bantuan militer ke China, tetapi Beijing justru tuduh AS sebarkan berita bohong dalam perang Ukraina.

Melalui media AS, Rusia dikatakan telah meminta bantuan militer dan ekonomi ke China saat perang dengan Ukraina. Namun pihak Beijing, malah memberikan tuduhan pada AS, karena menurutnya telah menyebarkan berita bohong atas peran China saat perang Ukraina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa, AS telah menyebarkan Informasi yang salah atau berita bohong yang menargetkan China atas masalah perang Ukraina-Rusia, dengan niat yang tidak baik.

Baca Juga: Jadwal F1 GP Bahrain 2022 Akhir Pekan Ini: Ambisi Max Verstappen Pertahankan Gelar Juara

Komentar itu muncul selama briefing rutin yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri China di Beijing.

Dimana dikatakan Sebelumnya bahwa, para pejabat AS mengatakan kepada media bahwa Rusia telah meminta bantuan militer dan ekonomi China untuk perangnya di Ukraina.

Permintaan untuk bantuan militer dari Rusia ini, bukanlah hal baru dan dibuat segera setelah Rusia melancarkan serangan di Ukraina pada awal serangan.

Pihak China sebenarnya telah menolak secara langsung dan mengecam Moskow karena meluncurkan invasinya, dan telah berulang kali menyalahkan ekspansi NATO memperburuk ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: 5 Makanan Terbaik untuk Meningkatkan Kesehatan Ginjal Anda, dari Kubis hingga Kembang Kol

Namun, beberapa upaya diplomatik untuk mengakhiri perang di Ukraina telah meningkat, dengan negosiasi Ukraina dan Rusia akan berbicara lagi setelah kedua belah pihak menyebutkan kemajuan selama akhir pekan.

Ukraina melaporkan serangan udara baru terjadi di sebuah bandara di Barat, penembakan berat di Chernihiv timur laut ibukota dan serangan di kota selatan Mykolayiv.

Lebih dari 2.500 penduduk kota pelabuhan Laut Hitam Mariupol telah tewas sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, kata penasihat presiden Oleksiy Arestovych.

Baca Juga: Merasa Dibohongi Venna Melinda dan Ferry Irawan, Elma Theana: Ucapan Itu yang Kita Pegang!

Badan pengungsi PBB, UNHCR melaporkan bahwa hampir 2,7 juta orang telah meninggalkan Ukraina pada hari Sabtu, hampir 1,7 juta dari mereka menuju ke Polandia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun sebelumnya telah mendesak NATO untuk memberlakukan zona larangan terbang di negaranya. Dia memperingatkan bahwa negara-negara anggotanya akan segera diserang oleh pasukan Rusia setelah serangan udara menghantam pangkalan militer Ukraina di dekat perbatasan Polandia.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler