Tiongkok Buka Suara Terkait Klaim Studi Harvard Bahwa Virus Corona Sudah Menyebar sejak Agustus 2019

12 Juni 2020, 14:59 WIB
Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona disebut pertama kali munci di Wuhan Tiongkok pada akhir Desember 2019. /AFP/Noel Celis

PR DEPOK - Pandemi virus corona masih terus memakan korban dan telah menginfeksi jutaan penduduk hampir di seluruh dunia.

Pneumonia Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 adalah penyakit peradangan paru yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

Gejala klinis yang muncul sangat beragam, mulai dari seperti gejala flu biasa (batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala) sampai yang berkomplikasi berat yang menimbulkan penyakit pneumonia.

Baca Juga: Mayat Bocah Tanpa Kepala Gegerkan Warga Tepi Pantai Yogyakarta

Pemerintah Tiongkok mengumumkan tentang keberadaan virus corona ini salah satunya berdasarkan ditemukannya kasus pneumonia aneh di Kota Wuhan, pada Desember 2019.

Fakta tersebutlah yang selama ini menjadi informasi yang dikonsumsi publik dunia, bahwa virus corona pertama kali muncul dan ditemukan Pemerintah Tiongkok pada Desember 2019.

Namun, sebuah studi baru mengklaim adanya kemungkinan bahwa virus corona sudah muncul sejak Agustus 2019 silam.

Baca Juga: Weird Genius Buka Suara Terkait Lagu Lathi yang Disebut Memiliki Unsur Mistis

Studi yang digarap oleh Harvard Medical School ini, mengobservasi kondisi beberapa rumah sakit di Wuhan dalam periode Januari 2018 hingga April 2020.

Hal itu juga diungkap berdasarkan perbandingan foto satelit dari tempat parkir di beberapa rumah sakit di Wuhan.

Peneliti menemukan jumlah mobil yang jauh lebih tinggi di tempat parkir lima rumah sakit Wuhan pada akhir musim panas dan musim gugur 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Jokowi Dikabarkan Pakai Rp 38,5 Triliun Dana Haji untuk Infrastruktur

Peniliti mengklaim adanya kenaikan jumlah kendaraan yang terparkir di beberapa rumah sakit di Wuhan sejak Agustus 2019, dengan puncaknya pada Desember 2019.

Merespon hal tersebut, Tiongkok akhirnya buka suara terkait hasil studi peneliti Amerika Serikat yang menyebut virus corona telah menyebar di Wuhan sejak Agustus 2019, lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Global News, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying menyebut bahwa pemikiran berdasarkan hasil pengamatan tersebut dinilai sangatlah konyol.

Baca Juga: Usai Gugatan Ditolak MA, Ruben Onsu Tetap Ngotot Sebut Merek Bensu yang Asli Hanya Miliknya

"Saya pikir itu konyol, sangat konyol, untuk menghasilkan kesimpulan ini berdasarkan pengamatan yang dangkal seperti volume lalu lintas," katanya.

Selain itu, Dr Digard mengingatkan bahwa dengan berfokus hanya pada rumah sakit di Wuhan, yang sudah dikenal sebagai pusat penyebaran, penelitian ini memaksa korelasinya.

"Akan menarik dan mungkin jauh lebih meyakinkan jika penelitian melihat analisis kontrol kota-kota di Tiongkok lainnya di luar wilayah Hubei," ujarnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Berkat Covid-19, Anies Baswedan Dikabarkan Dapat Penghargaan Gubernur Terbaik di Dunia

Sebelumnya Amerika Serikat (AS) telah berulang kali menuduh Tiongkok banyak menutupi informasi terkait Covid-19, termasuk bagaimana asal mula virus itu menyebar.

Bukan hanya AS negara lain pun mendesak dilakukan investigasi awal mula pandemi virus corona.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Global News

Tags

Terkini

Terpopuler