Dominasi 86 Persen Kasus Covid-19 Global, Efektifkah Vaksin Melawan Sub-varian BA.2?

30 Maret 2022, 14:45 WIB
Ilustrasi sub-varian BA.2 yang mendominasi kasus Covid-19 secara global. /geralt/Pixabay

PR DEPOK - Sub-varian Omicron yang diberi nama BA.2 kini menjadi varian Covid-19 yang paling dominan secara global.

World Health Organization (WHO) menyebut 86 persen kasus Covid-19 yang ada di dunia terdeteksi sebagai varian BA.2.

Sejak pertama kali muncul pada awal Januari lalu, sub-varian BA.2 terbukti lebih menular dibanding varian kembarnya yakni BA.1 dan BA.1.1.

Baca Juga: Diam-diam Aktif sebagai Perwira Intelijen, Puluhan Diplomat Rusia Diusir dari Negara-negara Eropa

Selain mudah menular, BA.2 juga dijuluki sebagai varian siluman karena lebih sulit dilacak.

Gen yang hilang pada BA.1 bisa dilacak melalui tes PCR, sedangkan BA.2 hanya dapat terdeteksi melalui sekuensing genom atau prosedur yang digunakan untuk menentukan urutan basa yang terdapat pada organisme.

Meski begitu, menurut para peneliti, sub-varian BA.2 tidak menyebabkan gejala yang parah bagi pasien Covid-19 bila dibandingkan dengan varian lainnya.

Baca Juga: Jadwal Pembagian Set Top Box Tahap I, Ini Cara Daftar Jadi Penerima STB Gratis

Efektifkah vaksin Covid-19 terhadap sub-varian BA.2?

Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera, vaksin Covid-19 ternyata kurang efektif melawan sub-varian BA.2 dibandingkan varian lain seperti Alpha.

Selain itu, efektivitas vaksin pun akan menurun seiring waktu.

Namun menurut berdasarkan data yang dirilis Badan Keamanan Kesehatan Inggris, perlindungan yang efektif terhadap BA.2 bisa diperoleh dari vaksin booster atau dosis ketiga terutama untuk mencegah rawat inap dan risiko kematian.

Baca Juga: Cara Daftar Vaksin Booster Covid-19 Lewat Aplikasi PeduliLindungi

Menurut Direktur Scripps Research Translational Institute Eric Topol, faktor yang membuat sub-varian BA.2 mendominasi kasus global adalah virus ini secara masif mampu merusak populasi yang tidak melakukan vaksinasi, belum menerima dosis lengkap, dan menyerang kelompok rentan.

Setelah berhasil merusak populasi, sub-varian BA.2 semakin mudah menular saat penduduk dunia mulai lengah karena menganggap tubuhnya sudah kebal terhadap Covid-19.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler