PR DEPOK - Perang Rusia di Ukraina sudah memasuki hari ke-41 sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi yang ia sebut operasi khusus.
Sejauh ini, Rusia telah dituding melakukan kejahatan perang setelah ditemukan korban warga sipil di sejumlah wilayah Ukraina.
Meski Rusia mendapat banyak kecaman dari dunia, Presiden Volodymyr Zelensky meyakini bahwa pasukan Vladimir Putin belum akan berhenti.
Menurut Volodymyr Zelensky, Rusia sedang mempersiapkan aktivitas yang lebih brutal dibandingkan di timur dan selatan Ukraina .
“Kami tahu apa yang akan mereka lakukan di Donbas,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan juga membenarkan dugaan rencana tersebut.
Baca Juga: Cara Daftar BLT Anak Sekolah SD, SMP, dan SMA, Hanya Modal KTP dan KK Bisa Dapat Bantuan Rp4,4 Juta
"Rusia sedang memposisikan ulang pasukannya untuk memusatkan operasi ofensifnya di timur dan bagian selatan Ukraina dan fase baru invasi Rusia ini dapat diukur dalam beberapa bulan atau lebih lama,” ujarnya.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk mengatakan Rusia menyerang kota Rubizhne dan Popasna di wilayah Luhansk timur, sambil mempersiapkan serangan ke Kota Severodonetsk dan berusaha untuk merebut Mariupol.
Presiden AS Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin penjahat perang dan mengatakan dia akan menyerukan pengadilan kejahatan perang karena kemarahan global atas klaim pembunuhan sipil oleh tentara Rusia di Kota Bucha, Ukraina, terus meningkat.
“Kami harus mengumpulkan informasi. Kami harus terus memberi Ukraina senjata yang mereka butuhkan untuk terus berperang, dan kami harus mendapatkan semua detailnya untuk menjalani pengadilan kejahatan perang. Orang ini brutal dan apa yang terjadi di Bucha keterlaluan,” katanya, Senin.
Sedangkan, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa (UE) siap mengirim tim investigasi ke Ukraina untuk mendokumentasikan dugaan kejahatan perang Rusia dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Ia mengaku sudah berbicara dengan Volodymyr Zelensky tentang pembunuhan mengerikan yang terungkap selama akhir pekan.
Presiden Ukraina berbicara kepada para pemimpin barat, mengkritik tindakan yang digambarkan sebagai tindakan yang tertunda terhadap Rusia.
"Apakah ratusan orang kita benar-benar harus mati dalam penderitaan agar beberapa pemimpin Eropa akhirnya mengerti bahwa negara Rusia layak mendapat tekanan paling parah?”
“Jika kita sudah mendapatkan apa yang kita butuhkan, kita bisa menyelamatkan ribuan orang,” katanya menambahkan.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba mengatakan, bukti pembunuhan warga sipil di Bucha hanyalah "puncak gunung es".
Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova menjelaskan, Kota Borodyanka akan menjadi yang paling parah terkena invasi Rusia di wilayah Kyiv.
Venediktova mengatakan jumlah korban di Borodyanka, sekitar 23 kilometer barat Bucha, akan lebih tinggi daripada di tempat lain tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
AS dikabarkan telah meminta penghapusan Rusia dari dewan hak asasi manusia PBB akibat dugaan kejahatan perang di Ukraina.***