PR DEPOK – China mengatakan pihaknya mengadakan latihan militer di sekitar Taiwan pada Jumat, 15 April 2022.
Latihan militer China itu dilakukan saat sekelompok anggota parlemen Amerika Serikat (AS) mengunjungi Taiwan untuk menunjukkan dukungan.
Sebelumnya, China menyebut kunjungan anggota parlemen AS ke Taiwan sebagai tindakan provokatif yang disengaja.
Militer China mengirim fregat, pengebom, dan pesawat tempur ke Laut China Timur dan daerah sekitar Taiwan, menurut Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat.
“Operasi ini sebagai tanggapan atas rilis sinyal yang salah baru-baru ini oleh Amerika Serikat mengenai masalah Taiwan,” katanya, tanpa menyebut delegasi AS yang berkunjung.
“Tindakan dan trik buruk AS benar-benar sia-sia dan sangat berbahaya. Mereka yang bermain api akan membakar diri mereka sendiri,” tambahnya, seperti dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan China mengatakan kunjungan AS itu tindakan provokatif yang disengaja dan menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut di Selat Taiwan.
Enam legislator AS, termasuk Senator Republik Lindsey Graham dan Senator Demokrat Bob Menendez yang memimpin Komite Hubungan Luar Negeri Senat, bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Jumat pagi.
Kunjungan dua hari yang sebelumnya tidak diumumkan itu terjadi ketika ketegangan antara Beijing dan Washington meningkat karena sikap China terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
China telah mengambil posisi publik yang netral sejak perang pecah pada akhir Februari.
Mereka mendesak negara-negara untuk mendukung upaya mencapai resolusi konflik, sambil menolak tekanan dari Washington dan sekutunya di Eropa untuk mengutuk Rusia.
Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan Xi Jinping tentang konsekuensi jika China memberikan dukungan apa pun kepada Rusia dalam invasinya.
Anggota senior pemerintahan Biden juga telah mendesak Beijing untuk memberikan tekanan pada Moskow agar mengakhiri perang.
Tetapi Taiwan telah lama berada di antara beberapa titik pertikaian antara AS dan China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan menentang hubungan resmi antara pemerintah Taiwan dan pemerintah asing lainnya.
Selama panggilan video dengan Biden pada bulan Maret, Xi mengatakan kepada presiden AS bahwa masalah Taiwan perlu ditangani dengan benar untuk menghindari efek negatif pada hubungan antara kedua negara.
“Beberapa individu di Amerika Serikat mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan pro-kemerdekaan di Taiwan, dan itu sangat berbahaya,” kata Xi kepada Biden, seperti dilansir media pemerintah China saat itu.
Baca Juga: BLT Minyak Goreng Rp300 Ribu Bisa Dicek di Laman cekbansos.kemensos.go.id, Begini Caranya
Dalam kunjungannya, Graham mengatakan kepada presiden Taiwan selama pertemuan delegasi bahwa perang di Ukraina dan perilaku provokatif oleh China telah menyatukan pendapat AS dengan cara yang tidak terlihat sebelumnya.
“Meninggalkan Taiwan berarti mengabaikan demokrasi dan kebebasan. Ada reaksi yang berkembang di dunia terhadap premanisme, terhadap orang-orang jahat,” tuturnya.
Menendez mengakui pemerintah China sangat tidak senang dengan perjalanan delegasi tetapi mengatakan itu tidak akan menghalangi mereka untuk mendukung Taiwan.
“Dengan Taiwan yang memproduksi 90 persen produk semikonduktor kelas atas dunia, ini adalah negara yang memiliki signifikansi, konsekuensi, dan dampak global, dan oleh karena itu harus dipahami bahwa keamanan Taiwan memiliki dampak global,” kata Menendez kepada Tsai.
Baca Juga: BLT Minyak Goreng 2022 Mulai Disalurkan, Segera Daftar untuk Dapatkan Bantuan Rp300 Ribu
Sementara itu, pemimpin Taiwan itu mengatakan dia menyambut baik kunjungan anggota parlemen Amerika dan berharap itu akan membantu untuk lebih memperdalam kerja sama AS-Taiwan.
“Invasi Rusia ke Ukraina telah membuktikan bahwa demokrasi harus memperkuat aliansi mereka dan secara kolektif kita dapat mempertahankan diri dari ancaman yang ditimbulkan oleh negara-negara otoriter yang berusaha mengganggu perdamaian regional,” katanya.***