Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Geram, Tak Niat Menyerah dan Tuding Pasukan Rusia Curi Uang Pensiun

18 April 2022, 11:00 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. /Vanlentyn Ogirenko/Reuters

PR DEPOK – Rusia baru-baru ini mengeluarkan ultimatum terhadap pasukan Ukraina yang masih menempati wilayah Mariupol.

Dalam ultimatum tersebut, Rusia menuntut pasukan Ukraina untuk menyerah dan dijamin keselamatannya.

Akan tetapi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan dia tidak akan menyerahkan wilayah manapun di Ukraina timur kepada Rusia.

Baca Juga: Hanya dengan KTP dan KK, Inilah Cara Daftar BPNT Sembako Tahap 2, Bisa Dapatkan Bantuan Rp2,4 Juta

Dalam video yang dibagikan di media sosial, Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa dia terus berhubungan dengan sekutu untuk memperkuat pertahanan Ukraina.

Ia juga menuduh pasukan Vladimir Putin telah mencuri uang pensiun warga sipil Ukraina.

“Dunia demokrasi juga harus bereaksi terhadap apa yang dilakukan penjajah di selatan Ukraina di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.

Baca Juga: Apa Itu Iktikaf di Bulan Suci Ramadhan? Simak Penjelasan Berikut

Menurutnya pasukan Rusia dalam aksi pemerasannya menyiapkan ruangan khusus.

"Kamar penyiksaan dibangun di sana. Mereka menculik perwakilan otoritas lokal dan siapa pun yang dianggap terlihat oleh komunitas lokal. Mereka memeras guru. Mereka mencuri uang yang disediakan untuk membayar pensiun. Bantuan kemanusiaan diblokir dan dicuri. Mereka menciptakan kelaparan,” katanya.

Maka dari itu, ia meminta sekutu Barat untuk memasok pasukan yang tidak diunggulkannya.

Menurutnya, nasib Ukraina juga sangat ditentukan oleh bantuan sekutu negara Barat.

Baca Juga: Diskon Tiket dan Tarif Promo KAI Lebaran 2022 hingga 60 Persen Melalui Aplikasi KAI Access, Ini Daftarnya

"Mereka yang memiliki senjata dan amunisi yang kita butuhkan dan menunda penyediaan mereka harus tahu bahwa nasib pertempuran ini juga tergantung pada mereka,” tuturnya.

Sebelumnya, pada hari Minggu ia telah meminta Presiden AS Joe Biden untuk mengunjungi negaranya dan mengatakan dia yakin panglima akan melakukan perjalanan.

"Saya pikir dia akan melakukannya. Tapi saya pikir dia adalah pemimpin Amerika Serikat, dan itulah mengapa dia harus datang ke sini untuk melihat,” ujarnya.

Baca Juga: Perang Hari ke-54: Ukraina Desak Negara Barat Pasok Senjata hingga Nyatakan Keberhasilan Usir Pasukan Rusia

Akhir pekan lalu Joe Biden mengonfirmasi bahwa pemerintahannya sedang mendiskusikan kemungkinan perjalanan ke Kyiv oleh seorang pejabat senior dan membuat keputusan itu sekarang.

Sementara itu, Rusia telah memperingatkan akan adanya konsekuensi yang tidak dapat diprediksi setelah AS mengumumkan serangkaian paket bantuan untuk Ukraina seperti helikopter, artileri jarak jauh howitzer 155 mm,dan drone Switchblade yang totalnya diperkirakan mencapai 800 juta dolar.

Sementara itu, situasi di Mariupol yang dilanda perang menjadi semakin suram selama akhir pekan karena pasukan lokal mengabaikan ultimatum menyerah atau mati yang mengerikan dari Rusia.

Baca Juga: Cara Daftar DTKS Kemensos 2022 Online di Aplikasi Cek Bansos untuk Cairkan PKH Rp3 Juta atau BPNT Rp600 Ribu

Jika Mariupol jatuh, maka itu akan menjadi kota besar pertama yang diambil oleh pasukan Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler