Volodymyr Zelensky Tuduh Vladimir Putin, Klaim Presiden Rusia Bikin Ruang Penyiksaan dan Culik Pejabat Ukraina

18 April 2022, 12:19 WIB
Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky. /Sergei Ilyin/Kremlin via Reuters - Instagram.com/@zelenskiy_official.

PR DEPOK - Situasi terkini perang antara dua negara yakni Rusia dan Ukraina masih memanas hingga hari ini.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh, Presiden Rusia Vladimir Putin telah membangun ruang penyiksaan dan menculik pejabat di Ukraina.

Volodymyr Zelensky mengeklaim, pasukan Rusia melakukan 'penyiksaan dan penculikan'. Ia meminta sekutu Barat untuk memperkuat persenjataan senjata bagi Ukraina.

Dalam video berdurasi sembilan menit yang dibagikan di Facebook malam ini, Volodymr Zelensky mengatakan Ukraina selatan telah dirusak oleh regu penyiksa Rusia.

Baca Juga: Komentari Aksi Pasukan Israel yang Serang Gadis Palestina di Masjid Al-Aqsa, Fadli Zon: Bukan di Ukraina

"Kamar penyiksaan dibangun di sana. Mereka menculik perwakilan pemerintah daerah dan siapa saja yang dianggap terlihat oleh masyarakat lokal," ucapnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Daily Mail.

Lebih lanjut, Presiden Ukraina ini mengatakan bantuan kemanusiaan telah dicuri hingga menciptakan kelaparan.

Dalam keteranvannya, Volodymyr Zelensky menyebut beberapa wilayah Kherson dan Zaporizhzhia telah diduduki, Rusia menciptakan negara-negara separatis dan memperkenalkan mata uang mereka yakni rubel.

Baca Juga: Ambisi Menang di Ukraina, Rusia Diduga Rekrut Anak-anak untuk Jadi Pasukan Tambahan

Penembakan Rusia yang intensif terhadap kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, telah menewaskan 18 orang dan melukai 106 orang dalam empat hari terakhir saja, kata Zelensky masih dalam keterangan yang sama.

"Ini tidak lain adalah teror yang disengaja. Mortir, artileri terhadap lingkungan perumahan biasa, terhadap warga sipil biasa," katanya.

"Kami melakukan segalanya untuk memastikan pertahanan. Kami selalu berhubungan dengan mitra. Kami berterima kasih kepada mereka yang benar-benar membantu dengan semua yang mereka bisa," tutur dia.

Baca Juga: Volodymyr Zelensky Kutuk Serangan Artileri Rusia di Ukraina, Klaim Bak Teror yang Disengaja

"Tetapi mereka yang memiliki senjata dan amunisi yang kita butuhkan dan menunda penyediaan mereka harus tahu bahwa nasib pertempuran ini juga tergantung pada mereka. Nasib orang yang bisa diselamatkan," ucapnya lagi.

Sebelumnya, dalam sebuah wawancara CNN, dia mengatakan sangat penting Ukraina menahan Donbas, atau Rusia dapat mendesak untuk mengambil Kiev.

"Inilah mengapa sangat penting bagi kita untuk tidak membiarkan mereka, mempertahankan pendirian kita, karena pertempuran ini ... dapat mempengaruhi jalannya seluruh perang," tutur Volodymyr Zelensky.

Baca Juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Geram, Tak Niat Menyerah dan Tuding Pasukan Rusia Curi Uang Pensiun

Presiden Ukraina berusia 44 tahun ini kembali menyerukan peningkatan sanksi terhadap Rusia, termasuk seluruh sektor perbankan dan industri minyaknya.

"Semua orang di Eropa dan Amerika sudah melihat Rusia secara terbuka menggunakan energi untuk mengacaukan masyarakat Barat," katanya secara tegas.

"Semua ini membutuhkan kecepatan yang lebih besar dari negara-negara Barat dalam mempersiapkan paket sanksi baru yang kuat," ujar Volodymyr Zelensky menambahkan.

 

Pernyataan tersebut datang ketika pembela terakhir Mariupol mengabaikan peringatan 'menyerah atau mati' Rusia dan bersumpah untuk berjuang sampai akhir.

Anggota parlemen Ukraina untuk Odesa, Oleksiy Goncharenko, mengatakan kepada BBC News: "Saya berbicara dengan mereka [pejuang terakhir] kemarin, dan saya tahu bahwa mereka akan berjuang sampai akhir."

Rusia memberi tentara Ukraina ultimatum untuk 'menyerah atau mati', mendesak mereka untuk meletakkan senjata mereka pada pukul 6.00 waktu setempat dan mengungsi sebelum pukul 13.00 hari kemarin setelah Kemenhan Rusia mengeklaim pasukannya telah membersihkan area perkotaaan hanya dengan unit kecil.

 

Pejuang Ukraina yang tersisa di pabrik baja raksasa Azovstal di pelabuhan tenggara, para pejuang mengabaikan permintaan itu.

Sebelumnya pada hari Minggu Zelensky telah meminta Presiden AS Joe Biden untuk mengunjungi negaranya dan mengatakan dia yakin panglima akan melakukan perjalanan.

Pemimpin perang juga mengatakan pemerintahnya memiliki 'bukti substansial' bahwa pasukan Rusia melakukan genosida di Ukraina, karena semakin banyak pemimpin barat menuduh pemimpin otokrat Putin melakukan kejahatan perang.

 

Volodymyr Zelensky ditanya oleh pembawa acara CNN State of the Union Jake Tapper apakah ada 'rencana' bagi Biden untuk datang melihat situasinya sendiri.

"Saya pikir dia akan melakukannya. Tapi saya pikir dia adalah pemimpin Amerika Serikat, dan itulah mengapa dia harus datang ke sini untuk melihat,"kata Presiden Ukraina ini ketika menjawab.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Tags

Terkini

Terpopuler