PR DEPOK - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan artileri Rusia di kota-kota di timur laut dan pengepungan berkelanjutan di kota pelabuhan selatan Mariupol.
Di mana Moskow mengatakan telah mengambil kendali hampir penuh, setelah hampir dua bulan pertempuran berdarah tersebut terjadi.
Setelah gagal mengatasi perlawanan Ukraina di utara, militer Rusia telah memfokuskan kembali serangan daratnya di Donbas, sembari meluncurkan serangan jarak jauh ke sasaran di tempat lain, termasuk Kiev.
Dikabarkan, 18 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya terluka dalam penembakan selama empat hari terakhir di kota timur laut Kharkiv, kata Volodymyr Zelensky.
"Ini tidak lain adalah teror yang disengaja: mortir, artileri terhadap pemukiman biasa, terhadap warga sipil biasa," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.
Rusia membantah menargetkan warga sipil dan telah menolak apa yang dikatakan Ukraina sebagai bukti kekejaman yang dipertontonkan ke publik untuk merusak pembicaraan damai.
Rusia menyebut tindakannya sebagai operasi militer khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membasmi apa yang disebutnya nasionalis berbahaya.
Negara Barat dan Kiev menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan agresi tanpa alasan.