Sebut Tetap Berkomitmen dengan Status Quo Masjid Al-Aqsa, Menteri Luar Negeri Israel: Tidak Ada Perubahan

25 April 2022, 07:45 WIB
Ilustrasi suasana Masjid Al-Aqsa - Menteri Luar Negeri Israel menyebut bahwa mereka berkomitmen untuk mempertahankan status quo Masjid Al-Aqsa. /Haley Black/Pexels

PR DEPOK – Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, mengatakan bahwa Israel berkomitmen pada status quo yang mencegah orang-orang Yahudi berdoa di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Komentarnya diutarakan usai terjadinya kekerasan di Israel dan wilayah Palestina yang telah menewaskan 38 orang sejak akhir Maret.

Ketegangan lebih lanjut dipicu oleh bentrokan di Yerusalem dan akibat baku tembak antara Israel dan Gaza.

"Muslim berdoa di Temple Mount, non-Muslim hanya berkunjung," kata Lapid, menggunakan istilah Yahudi untuk kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur yang dicaplok Israel.

Baca Juga: Bagaimana Mekanisme Penerapan Tarif Tol Gratis Selama Mudik Lebaran 2022? Simak Penjelasan dari Menhub

Muslim Palestina telah marah dengan meningkatnya kunjungan Yahudi ke kompleks Al-Aqsa, di mana oleh konvensi lama orang Yahudi dapat mengunjungi tetapi tidak diizinkan untuk berdoa.

"Tidak ada perubahan dan tidak akan ada, kami tidak punya rencana untuk membagi Temple Mount antar agama," kata Lapid kepada wartawan, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Para pengunjuk rasa dari Palestina telah berulang kali bentrok dengan polisi anti huru hara Israel di kompleks Al-Aqsa sejak pertengahan bulan.

Baca Juga: Cek Bansos PKH April 2022 di cekbansos.kemensos.go id, Ibu Hamil dapat Rp3 Juta, Pelajar dapat Rp2,4 Juta

Bentrokan tersebut menyebabkan ratusan orang terluka karena bulan suci Ramadhan bertepatan dengan Paskah Yahudi.

Serangan oleh warga Palestina dan Arab Israel sejak akhir Maret telah menewaskan 14 orang di Israel, sementara 24 warga Palestina tewas.

Pejabat Palestina dan militan telah berulang kali menuduh Israel berusaha untuk membagi Al-Aqsa menjadi bagian Yahudi dan Muslim atau waktu kunjungan, seperti situs suci sensitif lainnya di dekat Hebron.

Baca Juga: Perhatikan! Ini Aturan Lengkap Halal Bihalal Idulfitri 2022, Jumlah Tamu Dibatasi Sesusai Level PPKM

Mereka telah menyuarakan kemarahan atas serangan berulang kali oleh pasukan keamanan Israel ke kompleks masjid.

Namun Lapid menyalahkan ketegangan baru di lokasi itu pada apa yang ia sebut sebagai teroris yang mencoba menghasut kekerasan.

"Organisasi teroris telah mencoba untuk membajak Masjid Al-Aqsa untuk menciptakan pecahnya kekerasan di Yerusalem dan dari sana konflik kekerasan di seluruh negeri," ujarnya.

Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos PKH di cekbansos.kemensos.go.id, Ada Kategori dengan Bantuan hingga Rp3 Juta Setahun

Dia menuduh kelompok Hamas dan Jihad Islam mengirim ekstremis dengan senjata dan bahan peledak untuk menggunakan kompleks Al-Aqsa sebagai pangkalan untuk menghasut kerusuhan dengan kekerasan.

"Mereka melakukan ini untuk membuat provokasi, untuk memaksa polisi Israel memasuki masjid dan mengusir mereka," katanya.

"Satu-satunya alasan polisi memasuki masjid dalam beberapa pekan terakhir adalah untuk mengusir mereka," ia menuturkan.

Baca Juga: 6 Bahan Alami untuk Obati Luka Bakar Selain Pasta Gigi, Salah Satunya Cuka

Lapid juga mengatakan Israel berkomitmen untuk membiarkan umat Islam berdoa di masjid tersebut, mencatat bahwa ratusan ribu telah melakukannya sepanjang Ramadhan.

Bentrokan di Yerusalem timur telah memicu kekhawatiran konflik bersenjata lain yang serupa dengan perang 11 hari tahun lalu antara Israel dan Hamas.

Analis Ofer Zalzberg mengatakan warga Palestina telah marah dengan laporan di media sosial bahwa Israel telah memutuskan untuk membagi kompleks Masjid Al-Aqsa.

Baca Juga: 12 Daftar Drama Korea yang Tayang Mei 2022, Salah Satunya Ada The Sound of Magic

"Ketakutan itu ada dan itu sangat penting, entah benar atau tidak," kata Zalzberg, kepala Timur Tengah di Herbert C Kelman Institute.

"Kami juga harus bertanya pada diri sendiri mengapa mereka memiliki persepsi ini dan apa yang bisa mencegahnya," tandasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler