Rusia Tambah Jumlah Pasukan di Donbas, Kementerian Pertahanan Ukraina Beri Tanda Peringatan

1 Mei 2022, 09:55 WIB
Ilustrasi perang Rusia Ukraina - Kementerian Pertahanan Ukraina memberikan tanda peringatan di saat Rusia menambah jumlah pasukan mereka di Donbas. /Pixabay/metaliza01/

PR DEPOK - Perang antara Rusia dan Ukraina hingga kini masih terus memanas.

Belum lama ini, seorang pejabat senior pertahanan mengatakan bahwa Rusia lebih mengandalkan bom karena persediaan peluru kendali telah menipis.

Seorang pejabat militer Ukraina memberi tanda peringatan pada hari Sabtu, waktu setempat bahwa Rusia terus memperkuat diri dengan menambah pasukannya di wilayah Donbas timur.

"Sampai hari ini, kami melihat tanda-tanda bahwa Rusia telah meningkatkan pasukannya di wilayah operasi timur. Mereka meningkatkan jumlah unit mereka, dan mereka ingin mengambil sebanyak mungkin wilayah Ukraina," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Kolonel Oleksandr Motuzyanyk kepada wartawan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Fox News.

Baca Juga: Cocok Dibagikan di Media Sosial, Berikut 18 Link Twibbon Hari Buruh Internasional 1 Mei 2022

"Sampai sekarang, tujuan utama mereka adalah untuk mendapatkan batas administratif oblast Luhansk dan Donetsk serta oblast Kherson," sambungnya.

Pejabat senior pertahanan juga mengatakan bahwa minggu ini AS telah menilai perkembangan Rusia terlihat melambat dan sudah terlambat dari jadwal.

Diketahui, wilayah Donbas diperkirakan seukuran Virginia Barat, dan Rusia telah meningkatkan serangan kedua di sana selama hampir sebulan selama invasi berlangsung.

Baca Juga: Mudik Lebaran 2022 Cetak Rekor, Jasa Marga Catat 105.016 Kendaraan Tinggalkan Ibu Kota di H-3 Lebaran

Kremlin telah mengalihkan sebagian besar upayanya ke Ukraina timur setelah gagal merebut Kyiv, meskipun Moskow juga telah menyatakan niatnya untuk mengambil wilayah selatan di sepanjang Laut Hitam.

"Pasukan Rusia secara bertahap meningkatkan intensitas aksi ofensif mereka di Ukraina timur," kata Motuzyanyk dalam satu kesempatan.

"Selain itu, ada tanda-tanda penyerang bersiap untuk intensifikasi kegiatan pertempuran yang lebih tinggi," lanjutnya.

Baca Juga: Kunjungi Kota Lviv di Ukraina, Angelina Jolie Jenguk Anak-anak Terlantar Akibat Perang

Kolonel mengatakan bahwa pasukan Rusia saat ini sedang membangun kemampuan rumah sakit mereka baik di Ukraina dan Rusia dalam persiapan untuk pertarungan yang lebih intensif ke depannya.

Motuzyanyk mengatakan bahwa fasilitas pendingin tambahan juga telah didirikan untuk mengawetkan mayat tentara Rusia yang gugur.

Seorang pejabat senior pertahanan AS tidak dapat mengkonfirmasi jumlah pasukan Rusia di Ukraina timur, tetapi dirinya mengatakan bahwa Pentagon menilai ada 92 operasi batalyon kelompok taktis (BTG) di negara itu secara keseluruhan.

Baca Juga: Israel Tolak Penyelidikan Kematian Empat Anak Palestina, Kerabat: Melakukan Kejahatan dan Menyangkalnya

"Kami yakin mereka menderita kerugian," kata pejabat itu.

"Tidak semua BTG ini memiliki kemampuan 100%," sambungnya.

Pejabat Ukraina dan AS telah mencatat bahwa Rusia sangat bergantung pada artileri dan serangan udara dibandingkan dengan pasukan darat, yang mana sebagian besar lebih menargetkan Mariupol dan unit-unit perumahan dari Operasi Pasukan Gabungan Ukraina.

Baca Juga: Bom Kedua Meledak di Kabul Jelang Hari Raya Idul Fitri, 1 Orang Tewas dan 3 Lainnya Alami Luka-luka

Mariupol menjadi salah satu wilayah yang paling terpuruk dalam perang Rusia di Ukraina.

Namun, pejabat pertahanan mengatakan pada hari Jumat bahwa Rusia sebagian besar mengandalkan bom dummy dibandingkan dengan rudal berpemandu presisi, yang dapat menunjukkan ketidakmampuan Moskow untuk memasok pasukannya dengan benar.

Lebih dari 1.950 rudal telah ditembakkan ke sasaran Ukraina dalam 65 hari perang berlangsung.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Fox News

Tags

Terkini

Terpopuler