Brasil Terpaksa Gali Kuburan Lama Akibat Korban Meninggal Covid-19 Melonjak

15 Juni 2020, 12:58 WIB
DUA petugas penggali kuburan tengah mencoba menggali kuburan lama untuk nantinya digantikan oleh korban virus corona di Brasil.* /Mirror/

PR DEPOK - Brasil terpaksa menggali mayat dari kuburan-kuburan lama untuk memberikan ruang bagi para korban virus corona mengingat jumlah kematian di sana terus meningkat.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs Mirror, Senin, 15 Juni 2020, korban meninggal di Brasil saat ini mencapai 43.389 dengan 867.882 kasus positif yang terkonfirmasi.

Angka tersebut melampaui Inggris yang pernah menyandang predikat negara paling terdampak di dunia setelah Amerika Serikat.

Baca Juga: Namanya Kembali Viral di Twitter Karena Holywings, dr. Tirta: Susah-susah Edukasi, Eh Malah Digoreng 

Brasil menjadi pusat penyebaran virus corona di Amerika Selatan dan kematian di Sao Paulo telah mencapai 5.480 jiwa. Ini adalah salah satu daerah yang paling terkena dampak di benua itu.

Tangkapan foto udara baru-baru ini menunjukkan kuburan massal besar yang digali untuk memberi ruang bagi korban meninggal di kota berpenduduk 12 juta orang.

Sekarang, layanan pemakaman kota di Sao Paulo mengatakan bahwa jasad sisa-sisa mereka yang meninggal setidaknya tiga tahun lalu sedang digali untuk membuat lebih banyak ruang bagi para korban COVID-19.

Para penggali kubur akan mengumpulkan tulang, yang akan disimpan dalam kantong bernomor dan kemudian disimpan sebelum dikirim ke kuburan dalam 15 hari ke depan.

Baca Juga: Demi Jaga Uang Rakyat, Jokowi Janji Akan 'Gigit' Siapa pun yang Berniat Korupsi 

Dalam sebuah pernyataan, para pejabat mengatakan tulang-tulang itu ditempatkan di osuarium publik. Osuarium adalah bangunan, sumur, atau tempat yang dikatakan berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi sisa-sisa kerangka manusia.

Menurut informasi, 1.654 orang dimakamkan di pemakaman pada bulan April, 500 lebih banyak dari pada bulan Maret.

Adenilson Costa, salah satu penggali kuburan berkata, “Dengan pembukaan pusat perbelanjaan dan toko-toko ini, kami semakin khawatir."

“Kami tidak berada di kurva. Kami berada di puncak dan orang-orang tidak menyadarinya," ujarnya.

Baca Juga: Truk Tangki di Tiongkok Meledak, 19 Orang Tewas dan Ratusan Terluka 

"Ini belum selesai. Sekarang adalah saat yang mengkhawatirkan. Dan masih ada orang di luar sana," katanya.

Costa mengatakan saking sibuk menggali kuburan sehingga salah satu kerabatnya yang ikut dimakamkan di tempat itu, dia tidak mengetahuinya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler