Buntut Penembakan di Robb Elementary School, Seorang Ibu Tidak Ingin Anaknya Bersekolah di Amerika Lagi

25 Mei 2022, 14:05 WIB
Ilustrasi penembakan menggunakan senjata api. /Maurício Mascaro/Pixabay

PR DEPOK – Seoran ibu dari seorang siswa di Robb Elementary School menceritakan peristiwa penembakan mengerikan yang menewaskan 21 orang yang terdiri dari 19 siswa, seorang guru, dan satu orang dewasa lainnya.

Pada Selasa waktu setempat, seorang warga Uvalde bernama Salvador Romas melepaskan tembakan ke Robb Elementary School tersebut pada pukul 11.30.

Penembak ini kemudian dibunuh oleh pihak berwenang tetapi sayangnya ia telah menghilangkan puluhan nyawa di Robb Elementary School.

Baca Juga: Pria 18 Tahun Lakukan Penembakan Brutal di SD Texas hingga Tewaskan 21 Orang, Berikut Kronologinya

Salah satu orang tua siswa Robb Elementary bernama Evelyn menyebut bahwa sistem otomatis di sekolah menginformasikan kepada para orang tua melalui pesan telepon bahwa ada penembak aktif di sekolah.

Para siswa Robb Elementary kemudian dievakuasi ke Uvalde Civic Center untuk dipertemukan kembali dengan orang tua mereka.

“Saya tidak tahu apakah putra saya hidup atau mati, saya tidak tahu apa yang terjadi,” kata Evelyn dikutip Pikiranraakyat-depok.com dari People pada Rabu, 25 Mei 2022.

Baca Juga: 21 Orang Tewas Usai Penembakan Brutal di SD Texas, Joe Biden Serukan Tindakan Tegas dan Singgung Senjata

Evelyn merasa aksi penembakan ini seperti mimpi buruk dan dirinya akan ketakutan sepanjang hidup.

“(Penembakan) itu merupakan sesuatu yang selalu saya takuti. Saya sangat takut, karena ini sangat menakutkan, dan saya telah takut akan hal ini sepanjang hidup saya” 

“Saya melihat penembakan di sekolah dan saya pikir ini adalah kota kecil dan itu terjadi di kota-kota besar, tetapi itu terjadi di sini dan hampir membunuh anak saya,” tuturnya.

Baca Juga: Republik Ceko Deteksi Kasus Cacar Monyet Pertama

Evelyn bahkan tidak tahu lagi harus berbuat apa karena terus memikirkan aksi penembakan di Robb Elementary.

“Saya tidak tahu harus berbuat apa, saya tidak bisa berpikir. Saya tidak bisa berhenti berjalan karena saya memikirkan (tentang) apa yang bisa terjadi,” katanya.

Evelyn kemudian bergegas untuk mencari anaknya sambil berharap agar buah hatinya masih tetap hidup.

Baca Juga: Jerman Pesan 40.000 Dosis Vaksin Bava untuk Antisipasi Wabah Cacar Monyet

Saat tiba di pusat pemerintahan, Evelyn kemudian bertemu dengan anaknya dan memeluknya dengan erat.

Selanjutnya, Evelyn menegaskan bahwa dirinya tidak akan menyekolahkan anaknya di Amerika lagi.

“Saya tidak ingin anak saya bersekolah di Amerika lagi, saya ingin untuk kembali ke rumah dan dia akan aman di sana. Ini terlalu berbahaya,” ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: People

Tags

Terkini

Terpopuler