Berupaya Atasi Kesulitan Pangan Global, PBB Disebut Adakan Diskusi dengan Rusia Soal Ini

1 Juni 2022, 19:42 WIB
ILUSTRASI - PBB dikatakan telah melakykan diskusi dengan Rusia terkait ekspor biji-bijian dan pupuk untuk mengatasi kesulitan pangan global. /REUTERS/Ramzi Boudina/

PR DEPOK – Juru bicara mengungkapkan bahwa seorang pejabat senior PBB melakukan diskusi konstruktif di Moskow dengan Wakil Perdana Menteri Pertama Rusia Andrei Belousov.

Diskusi itu, lanjut juru bicara PBB Stephane Dujarric, membicarakan tentang memfasilitasi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia ke pasar global.

“Pejabat PBB, Rebecca Grynspan, sekarang berada di Washington untuk membicarakan masalah yang sama dengan tujuan utama mengatasi kerawanan pangan global yang semakin meningkat,” ungkap Dujarric, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan Amerika Serikat siap memberikan surat penghiburan kepada perusahaan pelayaran dan asuransi untuk membantu memfasilitasi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia.

Baca Juga: PKH Tahap 2 Masih Cair Juni 2022, Segera Login cekbansos.kemensos.go.id untuk Cek Penerima

Dia mencatat bahwa biji-bijian dan pupuk Rusia tidak secara langsung disetujui oleh Amerika Serikat.

Akan tetapi perusahaan sedikit gugup dan mereka siap untuk memberi surat penghiburan jika itu akan membantu mendorong semangat perusahaan-perusahaan tersebut.

Perang Rusia di Ukraina telah memicu krisis pangan global dengan harga biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk melonjak.

Baca Juga: BPNT Cair Juni 2022 di Kantor Pos, Pemilik KTP Ini Bisa Cek Daftar Penerima Bansos di cekbansos.kemensos.go.id

Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global, sementara Rusia juga merupakan pengekspor pupuk utama dan Ukraina adalah pengekspor utama minyak jagung dan bunga matahari.

Sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, pengiriman biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitamnya terhenti dan lebih dari 20 juta ton biji-bijian terjebak dalam silo.

Moskow mengatakan efek sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia atas perang telah mengganggu pupuk dan ekspor biji-bijian.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Siap Kirim Sistem Roket Canggih ke Ukraina, Bagaimana Reaksi Rusia?

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang mengunjungi Moskow dan Kyiv bulan lalu, mencoba menengahi apa yang disebutnya kesepakatan paket untuk melanjutkan ekspor makanan Ukraina dan ekspor makanan dan pupuk Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia siap untuk memfasilitasi ekspor gandum tanpa hambatan dari pelabuhan Ukraina berkoordinasi dengan Turki, menurut pembacaan pembicaraan Kremlin dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

“Sekretaris jenderal sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan Turki dalam mengatasi situasi di Laut Hitam dan mendukung upaya sekretaris jenderal itu sendiri,” kata Dujarric.

Baca Juga: Jadi Poster Terbaru Our Blues di Episode Mendatang, Apa Masa Lalu Lee Byung Hun dengan Ibunya Akan Terungkap?

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron berharap dalam beberapa hari dan minggu ke depan kesepakatan dapat dicapai dengan Rusia untuk memungkinkan lebih banyak ekspor makanan dari Ukraina.

Dia mengatakan pembicaraan baru-baru ini tentang masalah antara presiden Rusia dan Turki telah menghasilkan kesimpulan positif.

"Saya berharap beberapa hari atau minggu ke depan akan memungkinkan untuk menyelesaikan situasi ini," tambah Macron.

Baca Juga: Pendaftaran Akun PPDB 2022 Jakarta Jenjang SMA/SMK Masih Dibuka, Segera Daftarkan Diri Sebelum Terlambat!

Selama percakapan terakhirnya dengan Putin dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Macron mengatakan dia telah mengajukan tawaran kepada Putin untuk merancang resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyediakan kerangka kerja untuk pelepasan gandum dari pelabuhan-pelabuhan yang diblokir Ukraina.

“Jaminan keamanan harus diberikan kepada Ukraina agar kapal mereka tidak diserang,” kata Macron.

“Kami sekarang menunggu jawaban dari Rusia mengenai hal ini dan sedang berhubungan dengan Sekjen PBB,” tambahnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler