AS Bakal Kirim Bantuan Sistem Rudal Jarak Jauh ke Ukraina, Rusia Bisa Diinvasi Balik

- 1 Juni 2022, 11:33 WIB
Ilustrasi - Amerika Serikat (AS) kembali akan mengirim paket bantuan berupa sistem rudal canggih ke Ukraina guna melawan Ukraina.
Ilustrasi - Amerika Serikat (AS) kembali akan mengirim paket bantuan berupa sistem rudal canggih ke Ukraina guna melawan Ukraina. /Pixabay/Defence-Imagery.

PR DEPOK - Amerika Serikat (AS) kembali akan mengirim paket bantuan kepada pemerintah Ukraina untuk melawan invasi yang dilakukan Rusia.

Setelah pekan lalu mengirim paket bantuan senilai 40 miliar dolar (Rp 500 triliun), AS kembali akan mengirim bantuan senilai 700 juta dolar (Rp10 triliun) ke Ukraina dalam bentuk sistem rudal jarak jauh pada Rabu 1 Juni 2022.

AS setujui mengirim sistem rudal artileri mobilitas tinggi yang dapat secara akurat mencapai target sejauh 80 km setelah Ukraina memberikan "jaminan" untuk tidak menggunakannya menyerang wilayah Rusia.

Baca Juga: RM, Jungkook dan Suga BTS Memukau Saat Beri Tanggapan Soal Kejahatan Anti-Asia di Gedung Putih

Bantuan sistem rudal canggih tersebut juga telah disetujui oleh Presiden AS, Joe Biden yang ia sebut sebagai 'daya tawar' untuk negosiasi dengan Rusia terkait penghentian perang.

Biden menyebut pengiriman senjata diperlukan untuk menekan Kremlin agar lebih serius berunding sehingga bisa segera menghentikan invasinya di Ukraina.

"Itulah mengapa saya memutuskan bahwa kami akan memberi Ukraina sistem roket dan amunisi yang lebih canggih yang akan memungkinkan mereka untuk lebih tepat menyerang sasaran utama di medan perang di Ukraina," kata Joe Biden, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Sebab dan Alasan Presiden Joe Biden Mengundang Grup K-Pop BTS untuk Hadir dan Bertemu di Gedung Putih

Menurutnya, pemberian senjata pada Kiev ini diperlukan agar pasukan Ukraina bisa lebih banyak mengintersep serangan udara Rusia.

Presiden AS ke-46 itu lantas menyebut dengan dikirimkannya bantuan senilai Rp10 triliun itu akan membuat Kremlin lebih terbuka saat berunding untuk menghentikan perang.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x