PR DEPOK – Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya atas apa yang disebutnya sebagai upaya China untuk membatasi dan memanipulasi kunjungan kepala hak asasi manusia PBB ke wilayah Xinjiang.
Sebelumnya, AS menuduh China telah menahan lebih dari satu juta orang, terutama kaum minoritas Muslim Uighur, di kamp-kamp indoktrinasi.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia khawatir bahwa kondisi yang diberlakukan otoritas China pada kunjungan Michelle Bachelet tidak memungkinkannya untuk melakukan penilaian yang lengkap dan independent.
Padahal, menurutnya, AS mengharapkan PBB melakukan penilaian terhadap lingkungan hak asasi manusia di China, termasuk di Xinjiang, di mana mereka sebut genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan sedang berlangsung.
Baca Juga: Jelang Liga 1 2022-2023, Persib Bandung Serius Tatap Event Pramusim 2022
Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera, Bachelet telah membela kunjungannya sebelumnya ketika masih berada di China.
Ia mengatakan kunjungan itu bukan penyelidikan, tetapi meminta Beijing untuk menghindari tindakan sewenang-wenang dan tidak pandang bulu dalam tindakan kerasnya di Xinjiang.
Dia mengatakan perjalanan itu adalah kesempatan baginya untuk berbicara dengan terus terang kepada otoritas China serta kelompok masyarakat sipil dan akademisi.