AS Mendadak Batalkan Pembicaraan Harga Minyak dengan Pangeran Arab Saudi, Ada Apa?

7 Juni 2022, 15:24 WIB
Mantan Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman pada KTT para pemimpin G20 di Osaka, Jepang, 28 Juni 2019. /Kevin Lamarque/REUTERS/

PR DEPOK – Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah membatalkan rencana untuk bertemu dengan Pangeran Saudi Mohammed bin Salman.

Batalnya pertemuan Presiden AS Joe Biden dengan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman musim panas ini dibenarkan oleh kepala Komite Intel DPR Adam Schiff.

Menurutnya, pemimpin Arab Saudi harus dijauhi AS karena dugaan perannya dalam pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi paa 2018 lalu.

"Saya tidak akan menjabat tangannya. Ini adalah seseorang yang membantai seorang penduduk Amerika, memotongnya menjadi beberapa bagian dengan cara yang paling mengerikan dan terencana," kata Schiff seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Rusia Today.

Baca Juga: Perang Hari ke-104: Rusia Unggul, Presiden Ukraina Pastikan Pergerakan Moskow Selanjutnya

Menurut Schiff, Arab Saudi harus membuat perubahan mengenai hak asasi manusia.

“Sampai Arab Saudi membuat perubahan radikal dalam hal hak asasi manusia, saya tidak ingin ada hubungannya dengan dia ,” ujarnya.

Sebelumnya, anggota kongres menolak anggapan bahwa Joe Biden harus mengunjungi Arab Saudi dalam upaya meyakinkan negara OPEC yang memimpin pasar untuk membantu menurunkan harga minyak.

Baca Juga: Pemain All Of Us Are Dead Umumkan Kembali di Musim ke-2, Bagaimana Nasib Lee Cheong San?

Untuk diketahui, Joe Biden selama kampanye kepresidenannya bersikeras akan mengubah Arab Saudi menjadi negara " paria ", namun janji itu gagal terwujud.

Saat ini harga bensin mencapai rekor tertinggi dengan rata-rata nasional 4,85 dolar per galon pada hari Minggu.

Menurut American Automobile Association, harga bensin telah naik terus selama berbulan-bulan bersama dengan inflasi yang mendekati rekor.

Baca Juga: Intip Besaran Dana KJP Plus 2022 untuk Siswa SD, SMP, SMA, hingga SMK

Sebagai informasi, Adam Schiff awalnya adalah pendukung antusias perang brutal koalisi pimpinan Saudi di Yaman.

Ia memuji pemerintahan Obama karena telah membuat keputusan yang tepat ketika mendukung Riyadh untuk berperang melawan negara miskin itu pada tahun 2015.

Tujuh tahun kemudian, dengan ratusan ribu orang tewas, termasuk puluhan ribu warga sipil, jutaan orang di ambang kelaparan, dan situasinya semakin memburuk hingga PBB menjulukinya sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca Juga: Lihat Penerima BPNT di cekbansos.kemensos.go.id Pakai NIK KTP, Bantuan Rp2,4 Juta Cair ke Pemilik KTP ini

Sementara itu, Arab Saudi telah membantah bin Salman ada hubungannya dengan kematian Khashoggi.

Arab Saudi lantas mengutuk keras laporan intelijen AS 2021 yang mengklaim bahwa putra mahkota telah terlibat dalam sejumlah aksi brutal.

Pemerintah Arab Saudi menolak tuduhan AS bahwa Pangeran Mohammed bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki untuk menangkap atau membunuh penulis. Riyadh.

Selain itu, Arab Saudi juga membantah bahwa Pangeran Mohammed bin Salman terlibat dalam kejahatan perang di Yaman.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Rusia Today

Tags

Terkini

Terpopuler