Sri Lanka Hentikan Cetak Mata Uang, Inflasi Nyaris Mencapai 60 Persen

5 Juli 2022, 19:26 WIB
Sri Lanka terus mengalami keterpurukan ekonomi, sehingga hentikan cetak mata uang. /Reuters/Dinuka Liyanawatte

PR DEPOK - Krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka, berimbas pada naiknya inflasi negara tersebut.

Dilaporkan, inflasi Sri Lanka, hampir mendekati angka 60 persen. Sebagai langkah antisipasi, pemerintah negara tersebut berencana untuk menghentikan proses pencetakan mata uang.

Sebagaimana diketahui, Sri Lanka sempat mengeluarkan kebijakan dengan menyuntikan mata uang lokal untuk meredam inflasi tercepat di Asia.

Baca Juga: Apakah BPNT Kartu Sembako Bisa Dicairkan Tunai? Simak Penjelasannya dan Persyaratan yang Harus Dipenuhi

Kebijakan itu dikeluarkan setelah Sri Lanka kehabisan mata uang dolar untuk membeli bahan bakar.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Straits Times, tingkat inflasi Sri Lanka diperkirakan mencapai 60 persen.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan kepada Parlemen pada Selasa, 5 Juli 2022, bahwa negaranya akan menyampaikan kepada Dana Moneter Internasional (IMF), sebuah rencana untuk merestrukturisasi utangnya.

Baca Juga: Cara Dapatkan Bansos Sembako Rp2,4 Juta, Login ke cekbansos.kemensos.go.id di Sini dan Cairkan BPNT

Sri Lanka, sebelumnya dilaporkan tidak mampu membayar impor bahan makanan, pupuk, obat-obatan dan bahan bakar yang penting karena krisis dolar yang parah.

Harga konsumen naik 54,6 persen pada Juni dari tahun sebelumnya, dengan transportasi melonjak 128 persen dari bulan sebelumnya dan makanan 80 persen di tengah kekurangan akut tanaman pangan dan minyak mentah.

Berbicara setelah kunjungan delegasi IMF baru-baru ini, perdana menteri mengatakan pemerintah berharap mendapatkan persetujuan untuk program pendanaan empat tahun.

Baca Juga: Rusia Ambil Alih Luhansk, Ukraina Fokus Selamatkan Donetsk

Sementara itu, pekan lalu, IMF mengatakan jika pembicaraan dengan Sri Lanka telah "konstruktif", meningkatkan harapan akan segera memberikan persetujuan awal untuk paket dukungan keuangan yang sangat dibutuhkan.

Krisis yang melanda Sri Lanka, merupakan yang terbutuk dalam beberapa decade terakhir.

Akibatnya negara itu tengah berjuang untuk membayar impor barang-barang penting dan memaksanya untuk menyatakan tidak dapat melunasi beberapa utang luar negerinya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Straits Times

Tags

Terkini

Terpopuler