Khawatir Gas Rusia Terhenti, Pengusaha Energi di Prancis Segera Beralih ke Minyak

11 Juli 2022, 13:01 WIB
Ilustrasi - Para pengusaha energi di Prancis memutuskan segera beralih ke minyak lantaran mereka khawatir gas Rusia terhenti. /Pixabay/Jackmac34.

PR DEPOK - Perusahaan padat energi Prancis mempercepat rencana darurat dan mengubah boiler gas mereka menjadi minyak.

Keputusan perusahaan Prancis melakukan hal itu karena alasan untuk menghindari gangguan apabila ada pengurangan dalam pasokan gas Rusia hingga pemadaman listrik.

Para pemimpin perusahaan telah berkumpul selama akhir pekan di sebuah konferensi bisnis dan ekonomi di wilayah Prancis selatan.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, beberapa eksekutif perusahaan mengatakan mereka sedang mempersiapkan kemungkinan pemadaman listrik.

Baca Juga: Roket Rusia Hantam Gedung Apartemen di Ukraina Timur, 15 Orang Dikabarkan Tewas

"Apa yang telah kami lakukan adalah kami telah mengubah boiler kami, sehingga mereka mampu menggunakan gas atau minyak, dan kami bahkan dapat beralih ke batu bara jika perlu," kata Florent Menegaux, bos Michelin salah satu pembuat ban terkemuka di dunia.

"Tujuannya adalah untuk menghindari penutupan pabrik jika kita menghadapi kekurangan, dan untuk sementara jika kekurangan gas di Eropa kemungkinan semakin besar, minyak masih akan tersedia sebagai alternatif," katanya lagi.

Sebagai informasi, Rusia mengurangi aliran melalui pipa Nord Stream 1, rute utamanya untuk pengiriman gas ke Eropa barat, hingga 40 persen dari kapasitas pada Juni.

Baca Juga: Ulang Tahun Berujung Petaka, Pejabat di Brasil Tewas Ditembak Pendukung Jair Bolsonaro

Politisi dan industri khawatir akan ada kendala pasokan lebih lanjut terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Di seluruh bagian Eropa, industri telah beralih ke bahan bakar yang lebih berpolusi dari pada gas.

Di balik akibat polusi meningkat, hal itu dilakukan karena memberikan prioritas untuk mengatasi biaya ekonomi dari gangguan bisnis dan lonjakan harga energi.

Kepada eksekutif puncak perusahaan, Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan bahwa tidak bertanggung jawab untuk tidak mempersiapkan kekurangan.

Baca Juga: Pertamina Pastikan BBM Subsidi Tak Naik Meski Harga ICP Masih Tinggi

"Mari kita bersiap untuk pemutusan aliran gas Rusia. Hari ini skenario yang paling mungkin," katanya kepada mereka," katanya.

Ia juga berusaha untuk mengurangi dampak lonjakan harga energi dengan membatasi harga gas dan listrik eceran hingga akhir tahun, yang telah membantu menjaga inflasi Prancis di antara yang terendah di Eropa.

Sebagai informasi, Prancics bergantung pada tenaga nuklir sekitar 70 persen dari listriknya. Hal itu dapat diartikan bahwa ketergantungan secara langsung pada gas Rusia jauh lebih sedikit dari pada negara tetangga Jerman.

Baca Juga: Apa itu Wasir? Simak Penyebab, Gejala, Serta Cara Perawatan dan Pengobatannya Secara Alami

Namun, produsen listrik yang dikendalikan negara sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan Prancis karena pemadaman di pembangkit listriknya yang sudah tua, meningkatkan beban pada sektor energi lainnya.

Pemerintah Prancis sedang memeriksa perusahaan mana saja yang bergantung pada pasokan energi yang tidak terputus.

Seorang ketua perusahaan industri besar lainnya, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan di sela-sela konferensi bahwa dia yakin semua bisnis besar sedang mempertimbangkan untuk beralih ke minyak.

Baca Juga: Sentil Regulasi AFF 'Head to Head', Shin Tae Yong Sebut Aneh

Produsen mobil Stellantis sedang mempertimbangkan pilihan untuk memproduksi energinya sendiri jika terjadi krisis energi, kata Chief Executive Carlos Tavares di sebuah pabrik Prancis bulan lalu.

Ini termasuk membangun pembangkit energinya sendiri atau berinvestasi di pembangkit yang sudah ada untuk mengamankan bagian dari produksi.

Mantan menteri energi Polandia Michal Kurtyka, mengatakan kepada para eksekutif di konferensi bahwa Eropa sedang menuju badai sempurna musim dingin ini.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler