China Peringatkan Negara-negara Asia Tenggara, Ada Apa?

12 Juli 2022, 19:40 WIB
China Peringatkan Negara-negara Asia Tenggara untuk tidak menjadi pion negara Barat. /Denis Balibouse/ REUTERS /

PR DEPOK – China baru-baru ini mengungkapkan pernyataan yang mengejutkan terhadap negara-negara Asia Tenggara.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, negara-negara di kawasan Asia Tenggara tidak boleh mau menjadi pion dalam persaingan kekuatan besar.

Sebaliknya, China berharap negara-negara Asia Tenggara harus menghindari menjadi pion dari kekuatan besar dan tidak boleh saling bermusuhan.

Baca Juga: 5 Hal yang Ternyata Bisa Jadi Penyebab Tidak Lolos Seleksi Kartu Prakerja

"Kita harus melindungi wilayah ini dari perhitungan geopolitik dari digunakan sebagai bidak catur, dari persaingan kekuatan besar dan dari pemaksaan," kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Jakarta, Indonesia seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Rusia Today.

Peringatan ini Wang sampaikan saat menghadiri pertemuan ASEAN, blok ekonomi dan politik regional yang beranggotakan sepuluh negara di Asia Tenggara.

Ia menjelaskan bahwa masa depan wilayah ada ditangan sendiri.

Baca Juga: Volodymyr Zelensky Pecat Duta Besar Ukraina untuk Lima Negara Termasuk Jerman dan India

“Masa depan wilayah kita harus ada di tangan kita sendiri,” katanya.

Menteri Luar Negeri China itu juga mengatakan negara-negara harus saling menghormati.

“Menghormati hak dan kepentingan sah satu sama lain di Asia-Pasifik daripada bertujuan untuk memusuhi atau menahan pihak lain,” ujarnya.

Baca Juga: Banyak Pemainnya Absen, Persib Bandung Kemungkinan Tampil Tanpa Kekuatan Penuh di Awal Liga 1

Sebagai informasi, Wang pada bulan Maret Menuduh AS berusaha membentuk “versi NATO” di Indo-Pasifik untuk memicu ketegangan di kawasan itu.

Menurutnya, wilayah Asia-Pasifik bukan catur kontes geopolitik.

Justru wilayah Asia-Pasifik merupakan lahan untuk bekerja sama.

“Asia-Pasifik adalah lahan yang menjanjikan untuk kerja sama dan pembangunan, bukan papan catur untuk kontes geopolitik,” katanya.

Baca Juga: Harga Tiket Masuk PRJ Kemayoran dan Jadwal Konser Musik Jakarta Fair Hari Ini Selasa, 12 Juli 2022

Adapun pernyataan dari diplomat tinggi China itu muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mendesak ASEAN untuk menekan Myanmar, salah satu anggota blok itu, karena militer merebut kekuasaan dalam kudeta tahun lalu.

"Saya pikir semua negara ASEAN perlu meminta pertanggungjawaban rezim untuk terus menuntut penghentian segera kekerasan, pembebasan tahanan politik, dan pemulihan jalur demokrasi Burma," kata Blinken kepada wartawan pada hari Minggu, mengacu pada Myanmar dengan nama yang lebih tua.

Adapun Wang bertemu dengan Blinken di Indonesia pada hari Sabtu.

Baca Juga: Update Kasus Kematian Brigadir J: 4 Saksi Mulai Lakukan Pemeriksaan

Diplomat China itu mendesak Washington untuk melepas mentalitas perang dingin dengan China.

"Jatuhkan mentalitas perang dingin dan berhenti mencoreng dan menyerang sistem politik China dan kebijakan dalam dan luar negeri," bunyi sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China.

Terkait tudingan China, AS kemudian membantah bahwa mereka ingin membentuk “NATO versi Asia”.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Rusia Today

Tags

Terkini

Terpopuler