Laporan Terbaru Buktikan Eropa Alami Kekeringan Terparah dalam 500 Tahun

24 Agustus 2022, 13:18 WIB
Ilustrasi kekeringan di Eropa. /MrsBrown/Pixabay

PR DEPOK - Sebuah laporan badan Uni Eropa menyebutkan bahwa benua Eropa menghadapi kekeringan terburuk dalam 500 tahun terakhir.

Laporan dari European Drought Observatory (EDO) mengatakan bahwa 47 persen Eropa mengalami kondisi kritis karena kelembaban pada tanah mengering.

Dengan dua pertiga dari benua Eropa dalam keadaan waspada akibat berkurangnya volume dagang, produksi listrik dan hasil panen.

Baca Juga: Siapkan KTP untuk Login ke cekbansos.kemensos.go.id dan Cek Penerima Bansos PKH Agustus 2022

"Kekeringan parah yang mempengaruhi banyak wilayah Eropa sejak awal tahun telah semakin meluas dan memburuk pada Agustus," kata laporan itu.

Laporan EDO juga menambahkan bahwa wilayah Eropa-Mediterania barat kemungkinan akan mengalami kondisi yang lebih hangat dan kering dari biasanya hingga November mendatang.

Sebelumnya, dalam kurun waktu berminggu-minggu, sebagian besar Eropa telah menghadapi suhu ekstrim pada musim panas ini.

Baca Juga: Cek Daftar Penerima di pip.kemdikbud.go.id, Pencairan PIP 2022 Bisa dengan 2 Cara Berikut

Hal itu memperburuk kekeringan, menyebabkan kebakaran hutan, memicu peringatan kesehatan, dan mendorong seruan untuk lebih banyak tindakan mengatasi perubahan iklim.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Rabu, 24 Agustus 2022, kekeringan saat ini tampaknya menjadi yang terburuk dalam setidaknya 500 tahun.

Banyak tanaman menderita dengan hasil 2022 untuk biji-bijian jagung ditetapkan menjadi 16 persen di bawah rata-rata lima tahun sebelumnya.

Baca Juga: Cara Cek Daftar Penerima KJP Plus Tahap 2 2022 Secara Online Pakai HP di Link kjp.jakarta.go.id

Sementara hasil panen kedelai dan bunga matahari masing-masing akan mengalami penurunan 15 persen dan 12 persen.

Pembangkit listrik tenaga air telah terkena dampak dan produsen listrik lainnya terpengaruh karena kekurangan air yang memberi makan sistem pendingin.

Ketinggian air yang rendah telah menghambat pengiriman darat, seperti di sepanjang sungai Rhine dengan berkurangnya beban pengiriman yang mempengaruhi transportasi batu bara dan minyak.

Baca Juga: Hasil BWF World Championship 2022: The Minions, The Daddies, dan Fajar-Rian Lolos 16 Besar

EDO mengatakan curah hujan pertengahan Agustus mungkin telah meringankan kondisi tetapi dalam beberapa kasus, hal itu datang dengan badai petir yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

Indikator kekeringan observatorium berasal dari pengukuran curah hujan, kelembaban tanah dan fraksi radiasi matahari yang diserap oleh tanaman untuk fotosintesis.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler