Ukraina Sebut Rusia Culik Pimpinan PLTN Terbesar di Eropa: Penahanannya Membahayakan Keselamatan

2 Oktober 2022, 09:54 WIB
Ilustrasi nuklir PLTN - Menurut Ukraina, Rusia menculik pimpinan PLTN terbesar di Eropa dan hal itu membahayakan keselamatan. /Pixabay/Markus Distelrath

PR DEPOK – Ukraina menuduh pasukan Rusia menculik kepala pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa.

Pasukan Rusia diduga menangkap direktur jenderal Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, Ihor Murashov, sekitar pukul 4 sore pada Jumat, 30 September 2022 waktu setempat.

Dugaan penculikan kepala pembangkit listrik tenaga nuklir oleh Rusia itu diungkapkan perusahaan nuklir negara Ukraina Energoatom.

Penculikan diduga terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian untuk menyerap wilayah Ukraina yang dikuasai Moskow ke Rusia.

Baca Juga: Siap-siap! PKH Tahap 4 Mulai Cair ke Ibu Hamil dan Balita, Cek Nama Penerima Cukup Input Data KTP di Link Ini

Energoatom mengatakan pasukan Rusia menghentikan mobil Murashov, menutup matanya dan kemudian membawanya ke lokasi yang dirahasiakan.

"Penahanannya oleh Rusia membahayakan keselamatan Ukraina dan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa," kata Presiden Energoatom Petro Kotin, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Mail.

Kotin menuntut agar Rusia segera membebaskan Murashov. Rusia tidak segera mengakui penangkapan direktur pabrik.

Badan Energi Atom Internasional, yang memiliki staf di pabrik tersebut, tidak segera mengakui klaim Energoatom tentang penangkapan Murashov.

Baca Juga: Cha Eun Woo ASTRO Main di Live Action 'The Villainess is a Marionette' Bareng Han So Hee, Kapan Rilis?

Pabrik Zaporizhzhia berulang kali terperangkap dalam baku tembak perang di Ukraina.

Teknisi Ukraina terus menjalankannya setelah pasukan Rusia merebut pembangkit listrik.

Reaktor terakhir pabrik ditutup pada bulan September di tengah penembakan yang sedang berlangsung di dekat fasilitas tersebut.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan perang di Ukraina berada pada 'momen penting.'

Baca Juga: 127 Orang Tewas Dalam Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, 180 Masih Jalani Perawatan

Dia menyebut keputusan Putin untuk mengambil alih lebih banyak wilayah merupakan upaya pencaplokan wilayah Eropa secara paksa terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

Namun, di tempat lain di Ukraina, serangan balasan Ukraina yang bulan lalu mempermalukan Kremlin dengan membebaskan wilayah yang berbatasan dengan Rusia berada di ambang merebut kembali lebih banyak wilayah.

Institute for the Study of War, sebuah organisasi yang berbasis di Washington, mengatakan Ukraina kemungkinan akan merebut kembali kota penting lain yang diduduki Rusia di timur negara itu dalam beberapa hari ke depan.

Pasukan Ukraina telah mengepung kota Lyman, sekitar 160 kilometer tenggara Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Baca Juga: Buntut Kericuhan di Kanjuruhan, PSSI Larang Arema FC jadi Tuan Rumah dan Siap Berikan Sanksi Berat

Mengutip laporan Rusia, institut itu mengatakan tampaknya pasukan Rusia mundur dari Lyman.

Militer Ukraina belum mengklaim mengambil alih Lyman dan pasukan yang didukung Rusia mengklaim mereka mengirim lebih banyak pasukan ke daerah itu.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler