Militer Korea Utara Ledakan Kantor Penghubung dengan Korea Selatan

17 Juni 2020, 17:51 WIB
Kantor penghubung Korut dan Korsel hancur diledakan / Aljazeera

PR DEPOK - Militer Korea Utara meledakkan kantor penghubung dengan Korea Selatan di Kaesong, kota perbatasan kedua negara pada Selasa, 16 Juni 2020.

Peledakan bangunan ini merupakan lanjutan dari ancaman sebelumnya, ketika Pyongyang memastikan kantor itu rata dengan tanah.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Aljazeera Rabu, 17 Juni 2020 Kementerian Unifikasi Korsel membenarkan insiden tersebut.

Baca Juga: Berhasil Lakukan Penelitian, Para Ilmuwan Ubah Puncak Gunung Everest Jadi Laboratorium Iklim

Peledakan bangunan itu dilakukan pada pukul 02.49 dini hari waktu setempat.

Keputusan ekstrem memutus hubungan dengan Korsel sepenuhnya setelah dua tahun terakhir kedua negara menjajaki kemungkinan rujuk, diambil oleh Kim Yo-jong adik kandung sang diktator Korut Kim Jong-Un.

Kim Yo-Jong pada pekan lalu menggelar jumpa pers, menyatakan negaranya tetap tidak terima melihat minimnya tindakan nyata Korsel terhadap aktivis di perbatasan yang menyebar propaganda agar warga Korut membelot dan pindah negara.

Baca Juga: Ridwan Kamil Jabarkan Konsep Normal Baru Versinya: Semua Orang Harus Punya Semangat Move On

Kantor Penghubung Korut-Korsel didirikan dan resmi beroperasi pada September 2018, seiring keputusan pemimpin kedua negara untuk meredakan ketegangan.

Adapun fungsi tersebut untuk negosiasi, pertemuan intensif, dan rapat-rapat pejabat kedua negara terkait kemungkinan unifikasi.

Korut dan Korsel sejatinya masih dalam status perang sejak era 1950-an.

Baca Juga: Mahasiswa Ini Rela Tinggal di Pohon demi Dapatkan Koneksi Internet

Berkat Deklarasi Panmunjom, antara Kim Jong-Un dan Presiden Korsel Moon Jae In pada April 2018 sempat muncul harapan dua negara beda ideologi itu benar-benar berdamai bahkan bersatu kembali.

Kaesong dipilih sebagai lokasi simbolis untuk kantor penghubung, mengingat statusnya sebagai kota industri Korut yang diharapkan bisa lebih rutin bekerja sama dengan negara tetangganya.

Namun, sejak Januari lalu bangunan itu kosong karena semua pegawainya diminta bekerja dari rumah akibat pandemi virus corona.

Baca Juga: Ribuan Seniman Bandung Raya Alami Krisis, Sehati dalam Seni Galang Donasi

Ketika Pyongyang berkonflik dengan Korsel sejak akhir bulan lalu, tidak ada kegiatan sama sekali.

Operasional gedung sehari-hari memang dikelola oleh pejabat Korut.

Beberapa jam setelah penghancuran bangunan itu, jubir pemerintah Korsel 'menyesalkan' tindakan ekstrem negara tetangganya.

Baca Juga: Ratusan Hewan Terancam Terlantar Setelah Kebun Binatang di Inggris Akan Tutup Selamanya

"Keputusan itu memupus harapan rakyat kedua negara yang menginginkan perdamaian abadi di Semenanjung Korea," katanya.

Hingga kini, Korea Selatan berusaha tetap tenang dan tidak terprovokasi. Personel militer di perbatasan belum nampak ditambah.

Namun, berdasarkan keterangan tertulis dari Istana Biru, sebutan untuk kantor kepresidenan Korsel, bila Pyongyang bertindak lebih nekat dari sekadar menghancurkan gedung.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler