Sumbang Masalah Lingkungan dan Pemanasan Global, Jepang Mulai Terapkan Plastik Berbayar

2 Juli 2020, 11:03 WIB
ILUSTRASI penggunaan kantong plastik sekali pakai.* /REUTERS/

PR DEPOK - Toko retail di Jepang mulai mengenakan biaya untuk penggunaan kantong plastik.

Langkah itu dilakukan bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik di Jepang.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari Asia Times Kamis, 2 Juli 2020 toko-toko memutuskan untuk mengenakan biaya bagi pelanggan yang ingin menggunakan kantong plastik.

Baca Juga: Pascaperilisan Data Inflasi oleh BPS, IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Dibuka Bervariasi

Mereka akan dikenakan biaya sebesar 3 yen atau setara dengan Rp400.

Aturan baru itu tampaknya memberikan efek positif bagi penduduk Jepang, hasilnya setiap pembeli memastikan dia akan membawa tas sendiri jika hendak berbelanja.

"Ada banyak masalah sekarang, seperti lingkungan dan pemanasan global. Masing-masing dari kita perlu lebih sadar akan masalah ini, dan itulah sebabnya saya membawa tas belanja sendiri," kata salah seorang pembeli, Yoshimi Soeda (66) kepada AFP di luar sebuah toko di Tokyo.

Baca Juga: Warga Rusia Beri Vladimir Putin Berkuasa hingga 2036, Kepala Komisi Pemilu Angkat Bicara

"Saya khawatir, saya ingin kantong plastik dan wadah makanan diubah menjadi sesuatu yang lebih ramah lingkungan, meskipun itu tak mudah," ujarnya.

Para wisatawan yang datang ke Jepang sering terkejut dengan jumlah penggunaan plastik di negeri Matahari terbit itu.

Bahkan pada transaksi paling mendasar seperti membungkus pisang dengan plastik.

Baca Juga: Ilmuwan Tiongkok Sebut Flu Babi Berpotensi Jadi Pandemi, Kemenkes Pantau Peternak

Menurut data dari PBB, Jepang diketahui menghasilkan lebih banyak limbah plastik per kapita, negeri sakura ini menjadi negara dengan pengguna plastik terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Para pegiat mengkritik Tokyo karena dan mereka menilai ibu kota negara itu terlalu lambat dalam mengurangi konsumsi plastik.

Dengan langkah tersebut Jepang berkomitmen untuk "menekan penggunaan plastik yang berlebihan dan juga pihaknya tengah memikirkan tentang cara menggunakannya dengan bijak," demikian isi kebijakan baru itu.

Baca Juga: Terdorong Pengurangan Stok AS dan Aktivitas Manufaktur, Harga Minyak Dunia Kembali Naik

Mengenakan biaya nasional "bertujuan mendorong orang untuk berfipikir dua kali jika kantong plastik benar-benar diperlukan dan membantu orang untuk memperbaiki gaya hidup mereka," kata pemerintah Jepang.

Pada 2018 lalu, Jepang telah berjanji untuk mengurangi 9,4 juta ton sampah plastik per tahun pada tahun 2030.

Selain itu, pada pertemuan di Osaka tahun lalu para pemimpin dari negara-negara G20 juga sepakat untuk mengurangi limbah plastik.

Baca Juga: Jepang Bingung Sikap Labil Indonesia, Minta Gabung Proyek Kereta Cepat Tiongkok Jakarta-Bandung

Pemerintah Jepang mengatakan lebih dari 80 persen limbah plastiknya bisa didaur ulang.

Namun banyak dari daur ulang itu hanya melibatkan pembakaran plastik dimana akan menghasilkan karbon dioksida dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Berdasarkan data pemerintah setempat, kantong plastik menyumbang dua persen dari total penggunaan sampah.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Asia Times

Tags

Terkini

Terpopuler