Serukan Penghentian Konstitusi AS, Donald Trump Dikecam Banyak Pihak: Langkah Menuju Ekstremisme

5 Desember 2022, 17:18 WIB
Donald Trump dikecam banyak pihak, termasuk konstitusinya sendiri, usai menyerukan penghentian konstitusi AS. /REUTERS/Rachel Mummey

PR DEPOK – Gedung Putih mengeluarkan kecaman pada Donald Trump setelah mantan presiden itu menyerukan penghentian Konstitusi AS.

Donald Trump membuat seruan tersebut dalam sebuah postingan di platform media sosial Truth Social, yang dia miliki, saat dia mengulangi klaim palsu bahwa dia memenangkan pemilihan presiden tahun 2020.

Juru bicara Gedung Putih Andrew Bates mengatakan Konstitusi AS adalah dokumen suci yang menyatukan rakyat Amerika.

“Menyerang Konstitusi dan semua yang diperjuangkannya adalah laknat bagi jiwa bangsa kita, dan harus dikutuk secara universal,” kata Bates dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Hati-hati! Kurang Tidur Dapat Pengaruhi Kesehatan Mata, Berikut Penjelasannya

“Anda tidak bisa hanya mencintai Amerika ketika Anda menang,” katanya. Seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Donald Trump, yang mengumumkan bulan lalu bahwa dia mencalonkan diri lagi sebagai presiden, mengatakan kekalahannya dalam pemilu memerlukan langkah drastis.

“Penipuan besar-besaran jenis dan besarnya ini memungkinkan penghentian semua aturan, peraturan, dan pasal, bahkan yang ditemukan dalam Konstitusi,” tulisnya.

"'Para Pendiri' kita yang hebat tidak mau, dan tidak akan memaafkan, Pemilihan yang Salah dan Curang!" lanjutnya.

Baca Juga: Cek Kendala yang Biasa Muncul Ketika STB Sudah Dipasang dan Cara Mengatasinya

Mantan presiden itu menghadapi teguran dari para pejabat di Partai Demokrat dan Partai Republiknya sendiri.

Pemimpin Demokrat yang masuk di DPR AS, Hakeem Jeffries, menggambarkan pernyataan Donald Trump sebagai aneh dan ekstrim dan mengatakan Partai Republik harus membuat pilihan apakah akan terus menerima pandangan anti-demokrasi Trump.

"Partai Republik harus menyelesaikan masalah mereka dengan mantan presiden dan memutuskan apakah mereka akan melepaskan diri darinya dan kembali ke semacam kewajaran atau terus bersandar pada ekstremisme, bukan hanya Trump, tetapi Trumpisme," kata Jeffry.

Trump, yang merupakan presiden pertama yang dimakzulkan dua kali, menghadapi penyelidikan kriminal yang meningkat, termasuk beberapa yang dapat mengarah pada dakwaan.

Baca Juga: Prediksi Hasil Pertandingan Brasil vs Korea Selatan di Babak 16 Besar Piala Dunia Qatar

Itu termasuk penyelidikan atas dokumen-dokumen rahasia yang disita oleh FBI dari perkebunan Trump di Mar-a-Lago dan investigasi negara bagian dan federal yang sedang berlangsung terkait upaya untuk membatalkan hasil pemilihan presiden 2020.

Ditanya tentang komentar Trump, Perwakilan Mike Turner dari Ohio, Republikan teratas di Komite Intelijen DPR, mengatakan dia dengan keras tidak setuju.

Ia juga menyatakan benar-benar mengutuk pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa itu harus menjadi faktor karena Partai Republik memutuskan siapa yang harus memimpin partai mereka pada tahun 2024.

“Ada proses politik yang harus dilakukan sebelum ada yang menjadi calon terdepan atau bahkan calon dari partai,” katanya.

Baca Juga: Cek Daftar Penerima Bansos KJP Plus Desember 2022 Online Lewat HP

“Saya percaya bahwa orang pasti akan mempertimbangkan pernyataan seperti ini saat mereka mengevaluasi seorang kandidat,” tambahnya.

Perwakilan terpilih Mike Lawler, seorang Republikan dari New York, juga keberatan dengan pernyataan tersebut, dengan mengatakan sudah waktunya untuk berhenti berfokus pada keluhan pemilu sebelumnya.

"Konstitusi ditetapkan karena suatu alasan, untuk melindungi hak setiap orang Amerika," kata Lawler.

“Saya pikir mantan presiden akan disarankan untuk fokus pada masa depan jika dia akan mencalonkan diri sebagai presiden lagi,” tandasnya.

Baca Juga: Soal Kasus Kematian Satu Keluarga di Kalederes, Polisi akan Umumkan Hasil Penyelidikan Lengkap Pekan Ini

Zhou-Castro mengatakan Trump telah menggandakan retorika yang mengkhawatirkan banyak rekan Republiknya.

"Para pemimpin Republik telah bereaksi terhadap langkah Trump menuju ekstremisme dengan keprihatinan, berharap bahwa dia tidak akan mengambil langkah-langkah ini mengingat kinerja partai yang mengecewakan dalam pemilihan paruh waktu terakhir," katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler