Keuangan Tupperware Memburuk, Sinyal Bangkrut?

12 April 2023, 13:19 WIB
Tupperware sedang terancam bangkrut usai keuangan perusahaan wadah penyimpan makanan itu tengan mengalami masalah keuangan.* /https://tupperware.co.id/

PR DEPOK - Perusahaan yang memproduksi wadah penyimpan makanan, Tupperware, mengalami masalah keuangan. Setelah bangkit dari pandemi, brand ini sekarang sedang mencari investor untuk tetap bertahan dan terancam dihapus dari daftar Bursa Efek New York.

 

Hal itu terjadi karena saham Tupperware anjok hampir 50% pada Senin, 10 April 2023. Sebelumnya, perusahaan pada akhir pekan kemarin telah melibatkan penasihat keuangan untuk membantu dalam mengamankan sektor pembiayaan.

Penjualan dan keuntungan Tupperware yang berbasis di Orlando, Florida, Amerika Serikat, terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir setelah pandemi berangsur membaik dan kembali ke kehidupan normal.

Awal Maret, Tupperware membukukan laporan keuangan perusahaan yang mengalami kerugian mencapai 24 sen per saham pada kuartal ke-4 dan mengguncang investor yang mengharapkan keuntungan 22 sen per saham.

Baca Juga: Catat! Daftar Nomor Penting saat Mudik Lebaran hingga Jadwal Penerapan Sistem One Way

Pada masa pandemi penjualan produk Tupperware meningkat drastis. Hal itu disebabkan ada himbauan untuk berdiam diri di rumah, dan menyebabkan masyarakat untuk membeli wadah penyimpan makanan untuk menyajikan hidangannya.

Namun, setelah pandemi sudah mulai berangsur pulih, keuangan Tupperware merosot tajam. Pada kuartal ke-4 tahun 2020, keuangan perusahaan menyusut hampir $500 Juta. Setelah itu terus turun menjadi $300 Juta pada kuartal ke-4 terbaru.

 

Perusahaan pada pekan lalu menerima pemberitahuan ketidakpatuhan dari NYSE karena gagal mengajukan hasil tahunannya kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Efek.

Hasil awal bulan lalu yang dilaporkan kepada investor menunjukkan kehilangan sekira $35 Juta pada kuartal ke-4.

Baca Juga: Ravi Hengkang dari VIXX Karena Dugaan Kasus Suap Wajib Militer, Ini Permohonan Maafnya pada Publik

Tupperware memiliki waktu enam bulan sejak tanggal jatuh tempo pengajuan untuk mendapatkan kepatuhan kembali, meskipun NYSE dapat memulai proses penghapusan saham atas kebijakannya sendiri.

Seorang analis ekonomi Citi, Chasen Bender mengatakan, bahwa kreditur berpotensi memanggil Tupperware atas hutangnya kepada investor yang tidak mungkin dapat dibayar oleh perusahaan.

 

“Kreditur Tupperware tampaknya memberi perusahaan tenggang waktu 30 hari sampai 10-K diajukan. Meskipun perusahaan sedang berupaya menyelesaikan pengajuan, keadaan yang terus cepat berubah tampaknya sangat tidak pasti,” ucapnya.

Dalam sebuah laporan mengatakan, Tupperware sedang mempertimbangkan untuk menjual beberapa kepemilikan real estate dan aset non-inti lainnya untuk membebaskan hutang perusahaan kepada investor.

Baca Juga: Pemilu 2024 Tak Jadi Ditunda, Mahfud MD: Hati-Hati Gugatan Orang Iseng

Tupperware yang mengalami pertumbuhan sangat eksplosif pada pertengahan abad ke-20, terkenal dengan berjualan dengan cara yang unik dan menghibur, pertama kali diadakan pada tahun 1948.

Namun, tertahan menjelang tahun pandemi. Selain itu, memiliki pertumbuhan penjualan negatif selama tiga tahun berturut-turut yang mengutip laporan FactSet.

 

Pada Selasa, 11 Maret 2023, saham Tupperware naik sekira 9% menjadi $1,35 per saham. Saham perusahaan diperdagangkan di atas $4 pada awal tahun ini dan mendekati $40 per saham di awal tahun 2021. ***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler