Erdogan Sampaikan Tak Akan Cabut Penolakan terhadap Swedia untuk Gabung NATO

4 Juli 2023, 12:21 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. /Reuters/Murat Cetinmuhurdar/

PR DEPOK - Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan pada Senin, 3 Juli dalam Konferensi Persnya, bahwa Turki tidak akan mencabut penolakannya terhadap Swedia yang ingin bergabung dengan NATO. Kecuali Swedia, mau berhenti melindungi kelompok-kelompok yang dinilai Ankara sebagai teroris.

Swedia dan Finlandia meminta untuk menjadi anggota NATO pada tahun lalu, dengan membuang kebijakan non-blok militer mereka, yang telah lama dipegang ketika terjadi invasi Rusia ke Ukraina.

Permohonan keanggotaan tersebut, harus disetujui oleh semua anggota NATO, tetapi Turki dan Hungaria belum mau menyetujui tawaran Swedia.

Baca Juga: BPNT Juli 2023 Kapan Cair Rp200.000? Cek Jadwal Pencairan dan Penerima di cekbansos.kemensos.go.id

Turki telah berulang kali menyampaikan, bahwa Swedia perlu mengambil langkah tambahan terhadap pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang mereka larang dan anggota jaringan yang dianggap bertanggung jawab atas upaya kudeta pada tahun 2016. Turki memperlakukan kedua kelompok itu, sebagai organisasi teroris.

Presiden Turki, Erdogan mengatakan bahwa mereka berharap Swedia mau berhenti melindungi anggota kedua kelompok tersebut.

"Setiap orang harus mengakui, bahwa mereka tidak dapat menjalin persahabatan dengan Turki dengan memperbolehkan teroris berdemonstrasi di lapangan paling sentral di kota mereka," kata Erdogan dalam pidatonya yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari laman berita Reuters.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Nasi Goreng Kaki Lima di Depok dengan Rating Tinggi

Dalam beberapa bulan terakhir, pengunjuk rasa di Stockholm, Swedia telah mengibarkan bendera yang menunjukkan dukungan merekea terhadap PKK, yang juga dianggap sebagai kelompok teroris oleh sekutu Barat Turki, termasuk Swedia.

"Posisi kami, harapan dan janji yang dibuat semuanya telah jelas. Saat ini, kami mempertahankan prinsip yang sama dengan yang kami pertahankan tahun lalu. Kami hanya ingin mereka tetap setia pada apa yang mereka tanda tangani," kata Erdogan juga dalam pidatonya.

Swedia menyampaikan bahwa mereka telah melakukan bagiannya dari kesepakatan yang dicapai dengan Turki di Madrid tahun lalu, yang bertujuan untuk mengatasi masalah keamanan di Ankara, termasuk mengeluarkan undang-undang anti-terorisme baru pada bulan ini.

Baca Juga: Status Kasus Dugaan Penistaan Agama Panji Gumilang Naik jadi Penyidikan

Namun, menurut Turki, perubahan undang-undang yang dilakukan Swedia "tidak berarti", sementara mereka mengizinkan pendukung PKK untuk mengadakan protes di sana.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg pada bulan lalu menyampaikan bahwa Swedia dan Turki akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Brussel, tentang kemungkinan masuknya Swedia ke NATO, sebelum pertemuan puncak aliansi di Vilnius pada bulan ini.

Demonstrasi di Stockholm pada pekan lalu atau ketika hari pertama Idul Adha, perayaan umat Muslim, telah melakan pembakaran Al Quran dan semakin membuat marah negara Turki.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler