Kudeta di Niger Masih Belum Usai, ECOWAS Siap Lakukan Intervensi dengan Menggunakan Pasukan

18 Agustus 2023, 15:54 WIB
Para pimpinan Junta Niger /Reuters/

PR DEPOK - Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat atau ECOWAS mengatakan bahwa sebagian besar negara anggotanya siap untuk berpartisipasi menjadi pasukan siaga yang dapat melakukan intervensi di Niger setelah terjadinya kudeta akhir bulan lalu.

Kepala pertahanan dari 15 anggota blok regional bertemu di Accra pada hari Kamis, 17 Agustus 2023 waktu setempat sebagai bagian dari upaya terbaru untuk menyelamatkan Mohamed Bazoum, presiden Niger yang digulingkan dalam kudeta 26 Juli.

Semua negara anggota kecuali yang berada di bawah kekuasaan militer dan Cape Verde siap untuk berpartisipasi dalam pasukan siaga, menurut komisaris ECOWAS Abdel-Fatau Musah.

“Demokrasi adalah apa yang kami perjuangkan dan kami dorong,” kata Kepala Staf Pertahanan Nigeria, Jenderal Christopher Gwabin Musa pada awal pertemuan dua hari di Accra.

Baca Juga: Rekomendasi 6 Warung Bakso di Temanggung, Buka dari Pagi Sampai Malam

“Fokus dari pertemuan kami bukan hanya untuk bereaksi terhadap peristiwa, tetapi untuk secara proaktif memetakan arah yang menghasilkan perdamaian dan meningkatkan stabilitas,” ujarnya, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Keputusan tersebut diambil setelah tenggat waktu 6 Agustus berlalu, di mana sebelumnya tentara pemberontak diberi waktu untuk membebaskan dan mengembalikan Bazoum atau menghadapi intervensi militer.

Namun hingga saat ini, Bazoum tetap dalam tahanan rumah bersama istri dan putranya di ibu kota, Niamey.

Baca Juga: Benarkah Bansos BPNT Agustus 2023 Sudah Cair Hari Ini? Segera Cek Status Pencairan di cekbansos.kemensos.go.id

Blok tersebut telah lama membahas penggunaan kekuatan yang digambarkannya sebagai "upaya terakhir" selama berminggu-minggu, karena beberapa tim mediasi yang dikirim ke Niamey dan juga karena kurangnya konsensus di dalam jajarannya.

Dua negara, Burkina Faso dan Mali, telah mengalami banyak kudeta sejak 2020 lalu. Mereka memperingatkan bahwa intervensi militer apa pun di Niger akan dinyatakan sebagai tindakan perang.

Sedangkan Guinea, yang juga berada di bawah kekuasaan militer, mengutuk setiap agresi eksternal. Hingga saat ini mereka menahan diri untuk tidak memberikan komentar.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Drakor yang Cocok Menemani Anda di Akhir Pekan, Ada Revenant dan Moving

Badan keamanan utama Uni Afrika bertemu pada hari Senin untuk mempertimbangkan apakah akan mendukung intervensi militer tetapi belum mengumumkan keputusannya.

Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika dapat membatalkan rencana intervensi militer jika stabilitas yang lebih luas di benua itu dirasa terancam.

Apabila tidak menggunakan kekuatan, ada beberapa alasan di mana ECOWAS dapat mengklaim pembenaran hukum.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler