4 Buah yang Menjadi Simbol Spesial bagi Palestina, Tunjukkan Identitas dan Budaya

2 November 2023, 08:23 WIB
Ilustrasi buah semangka yang memiliki makna spesial bagi Palestina. /Pixabay/

PR DEPOK - Semangka, jeruk, zaitun, dan terong tampaknya bukanlah sesuatu yang spesial. Secara teknis, mereka semua adalah buah-buahan.

Mungkin Anda berpikir mereka semua lezat. Tetapi bagi orang Palestina, buah-buahan tersebut melambangkan budaya dan identitas Palestina.

Semua buah tadi spesial bagi orang palestina. Karena, dalam setiap aksi protes, pertanian, kuliner, dan sastra, orang Palestina menggunakan semangka, jeruk, zaitun, dan terong untuk melambangkan identitas nasional, keterhubungan dengan tanah air, dan juga simbol perlawanan.

Baca Juga: Kumpulan Quotes of The Day: 15 Kata-Kata Bijak untuk Buat Kamu Berpikir Positif tentang Kehidupan

Semangka Sebagai Alternatif Bendera

Dari semua buah tersebut, semangka mungkin bisa disebut sebagai buah yang paling ikonik untuk mewakili Palestina. Ditanam di seluruh Palestina, mulai dari Jenin hingga Gaza, buah ini memiliki warna yang sama dengan bendera Palestina, yakni merah, hijau, putih, dan hitam.

Oleh karenanya buah ini digunakan sebagai bentuk protes terhadap penindasan Israel terhadap bendera dan identitas Palestina.

Setelah perang tahun 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat, Jalur Gaza, dan menyerobot wilayah Yerusalem Timur, pemerintah melarang bendera Palestina di wilayah yang diduduki.

Baca Juga: Terungkap! Jelang Akhir Tahun, Cek BLT El Nino 2023, Rp200.000 Siap Cair: Apakah Nama Anda Terdaftar?

Meskipun bendera tersebut tidak selalu dilarang secara hukum, semangka dimunculkan masyarakat Palestina sebagai simbol perlawanan. Buah ini muncul dalam seni, kaos, grafiti, poster, dan tentu saja emoji semangka yang umum digunakan di media sosial.

Baru-baru ini, bendera tersebut kembali menjadi kontroversi. Pada Januari 2023, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan jauh, Itamar Ben-Gvir, memerintahkan polisi untuk menyita bendera Palestina dari tempat umum.

Hal ini diikuti oleh RUU pada bulan Juni yang bertujuan melarang bendera tersebut di lembaga-lembaga yang didanai oleh negara, yang dilaporkan oleh Haaretz telah mendapatkan persetujuan awal di Knesset.

Baca Juga: Inilah 4 Nama Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung, Berikut Pembahasannya

Sebagai tanggapan, Zazim, sebuah organisasi perdamaian Arab-Israeli, menempatkan bendera Palestina dalam bentuk semangka di sekitar dua belas taksi layanan Tel Aviv. Mengutip dari Al Jazeera, Amal Saad yang menginisiasi gerakan ‘Semangka Zazim’ ini mengungkapkan, bahwa bila bendera palestina dilarang pun, mereka akan selalu punya cara lain untuk berekspresi.

Jeruk Jaffa Memoir Peristiwa Nakba

Jeruk Jaffa, yang berasal dari abad ke-19, dikenal karena rasanya dan kulitnya yang tebal serta mudah dikupas, sehingga sangat cocok untuk pengiriman.

Sebelum tahun 1948 ketika terbentuknya Israel menyebabkan pengusiran lebih dari 750.000 orang Palestina dari desa-desa dan kota-kota tempat leluhur mereka tinggal selama berabad-abad, jeruk Jaffa merupakan ekspor penting bagi petani dan pengusaha Palestina.

Baca Juga: Bansos PKH Tahap 4 dan BPNT Sudah Cair? Simak Cara Mudah Cek Nama Penerima di Link Resmi

Karena popularitasnya, jeruk-jeruk ini juga menjadi simbol identitas nasional dalam sastra dan seni. Penulis dan jurnalis Palestina, Ghassan Kanafani, menggunakan jeruk sebagai simbol kehilangan dalam cerita pendeknya tahun 1958 mengenai Nakba, yang berjudul "The Land of Sad Oranges".

Fakta bahwa pohon-pohon ini dirawat dengan baik selama periode waktu yang lama menunjukkan hubungan yang kuat antara petani Palestina dan tanah, yang harus ditinggalkan oleh ratusan ribu orang selama Nakba (terusirnya Palestina tahun 1948).

Zaitun, Koneksi Masyarakat dengan Tanah Kelahiran

Pohon zaitun dapat ditemukan di seluruh Palestina dan merupakan simbol perlawanan. Tanaman ini dipercaya terkait dengan identitas Palestina karena, seperti pohon-pohon jeruk dalam cerita Kanafani, mereka mewakili hubungan yang dalam antara Palestina dengan tanah mereka.

Baca Juga: Kerja Sama Ekspor-Impor: Koperasi Produsen Lada Hitam Lampung dan Pembeli Malaysia Perkuat Hubungan Dagang

"Pohon zaitun bisa hidup selama ratusan tahun. Jadi jika pohon di luar rumah saya berusia 100 tahun, saya memiliki hubungan otomatis dengannya", kata Akel, salah satu petani zaitun di Palestina.

Bagi sebagian orang Palestina lainnya, panen zaitun adalah sumber pendapatan penting. Selain minyaknya, yang menurut Akel merupakan bahan penting dalam masakan Palestina, zaitun juga digunakan dalam kosmetik dan sabun.

Dalam beberapa tahun terakhir, pohon-pohon zaitun Palestina menjadi target serangan oleh para pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki. Mengutip dari Al Jazeera dilaporkan bahwa para pemukim Israel mencabut 900 bibit zaitun dan aprikot, serta mencuri hasil panen zaitun di desa Sebastia, di utara Nablus.

Baca Juga: 7 Bakmi Paling Nikmat di Kudus yang Tempatnya Favorit Warga Lokal

Terong Sebagai Pelepas Rindu

Dalam buku bergambar karya Edward Said mengenai identitas Palestina, yang berjudul "After the Last Sky," ia mengabdikan beberapa halaman untuk terong, khususnya terong dari Battir. Battir adalah Situs Warisan Dunia UNESCO yang terkenal dengan terongnya. Bahkan, kadang-kadang tempat ini menjadi tuan rumah festival terong.

Bagi Edward Said, terong merupakan cara baginya untuk terhubung dengan Palestina meskipun ia sudah tinggal di Amerika Serikat. Ia menjalani sebagian besar hidupnya sebagai pengasingan. Pada saat menulis buku ini, Said masih menjadi anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), sehingga Israel melarangnya memasuki tanah airnya.

Said menceritakan bahwa keluarganya memiliki hubungan khusus dengan terong Battiri. Hubungan khusus ini sampai pada tahap menilai terong yang bagus adalah hampir sebaik terong Battiri.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler