Putin Raih Kemenangan Telak dalam Pemilu Rusia Tanpa Saingan Serius, Kembali Mendominasi Politik?

18 Maret 2024, 13:10 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Sputnik/Sergey Gunnev/Via Reuters/

PR DEPOK - Presiden Rusia, Vladimir Putin, memenangkan pemilu Rusia dengan kemenangan telak yang mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin yang kuat dalam sejarah pasca-Soviet. Pemilu tersebut, yang berlangsung pada Minggu lalu, menegaskan kembali dominasi politik Putin di Rusia.

Dalam hasil yang dirilis yang dilansir dari Reuters, Putin memenangkan 87,8% suara, hasil tertinggi sepanjang sejarah pasca soviet Rusia. Hasil ini membuat Putin memulai masa jabatan enam tahun yang akan membuatnya melampaui Josef Stalin dan menjadi pemimpin Rusia yang paling lama menjabat dalam lebih dari 200 tahun jika dia menyelesaikannya.

Putin Tegaskan Dominasi Politik dalam Kemenangan Pemilu Rusia, Oposisi Protes

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru BI untuk Lebaran 2024 di Jawa Barat per 20-21 Maret 2024

Putin, yang pertama kali naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1999, menyatakan bahwa hasil ini seharusnya menjadi pesan bagi Barat bahwa Rusia akan terus berdiri tegak, baik dalam perdamaian maupun perang.

Dia juga menekankan prioritasnya untuk menyelesaikan tugas-tugas terkait operasi militer khusus Rusia di Ukraina dan memperkuat kekuatan militer Rusia.

Meskipun kemenangan Putin tidak pernah diragukan, ribuan pendukung oposisi memprotes di tempat pemungutan suara di dalam dan luar negeri. Mereka terinspirasi oleh Alexei Navalny, pemimpin oposisi yang meninggal di penjara bulan lalu.

Baca Juga: Drama Korea Queen of Tears Puncaki Peringkat Drama dan Aktor Paling Menarik Minggu Ini

Barat dan oposisi dalam negeri menyuarakan ketidakpuasan atas pemilu tersebut, mengkritik penahanan lawan politik dan sensor media. Namun, Putin menolak kritik tersebut, menganggap pemilu Rusia sebagai demokratis.

"Kita memiliki banyak tugas di depan. Tapi ketika kita bersatu - tidak peduli siapa yang ingin mengintimidasi kita, menekan kita - tidak ada yang pernah berhasil dalam sejarah, mereka tidak berhasil sekarang, dan mereka tidak akan pernah berhasil di masa depan," kata Putin.

Putin Kritik Politik AS dan Hadapi Tantangan di Ukraina Setelah Kemenangan Telak

Putin juga mengomentari situasi politik di Amerika Serikat, menyebutnya sebagai bencana dan bukan demokrasi. Dia menyoroti penggunaan sumber daya administratif untuk menyerang kandidat presiden AS, mengacu pada kasus-kasus pidana terhadap Donald Trump.

Baca Juga: UPDATE! Harga Emas Antam Stagnan Hari Senin, 18 Maret 2024 di Segini Harga per Gramnya

Dalam wawancara dengan NBC, jaringan TV AS, Putin mengkritik sistem politik dan peradilan AS ketika ditanya apakah pemilihan kembali dia demokratis. Dia menyatakan, bahwa seluruh dunia tertawa melihat apa yang terjadi (di Amerika Serikat). Ini hanya bencana, bukan demokrasi.

"Seluruh dunia tertawa melihat apa yang terjadi (di Amerika Serikat)," katanya.

"Ini hanya bencana, bukan demokrasi," sambungnya.

"...Apakah demokratis menggunakan sumber daya administratif untuk menyerang salah satu kandidat presiden Amerika Serikat, dengan menggunakan yudisial di antaranya?" katanya menegaskan.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa dan Imsakiyah DKI Jakarta, Senin, 18 Maret 2024

Putin juga menanyakan apakah sistem politik AS benar-benar demokratis jika menggunakan sumber daya administratif untuk menyerang salah satu kandidat presiden, merujuk pada empat kasus pidana terhadap kandidat Republik Donald Trump.

Meskipun kematian Navalny telah melemahkan oposisi, Putin tetap dihadapkan pada tantangan di Ukraina, dimana konflik telah berlangsung sejak Putin memerintahkan invasi pada tahun 2022.

Ukraina terus menyerang wilayah Rusia dan mencoba menembus perbatasan dengan kekuatan proksi, yang menurut Putin tidak akan dibiarkan tanpa hukuman.

Dengan hasil ini, Putin kembali mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh di dunia. Tantangan selanjutnya bagi Putin adalah bagaimana dia akan memanfaatkan kekuasaannya untuk menanggapi tekanan domestik dan internasional yang semakin meningkat.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler