Vladimir Putin Menang Telak dalam Pemilu Rusia, AS: Jelas Tidak Bebas dan Tidak Adil

- 18 Maret 2024, 10:40 WIB
Vladimir Putin dinyatakan menang telak dalam Pemilu Rusia, di tengah gelombang protes dari para penentangnya.
Vladimir Putin dinyatakan menang telak dalam Pemilu Rusia, di tengah gelombang protes dari para penentangnya. /Pavel Byrkin/Reuters

PR DEPOK – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menang telak dalam pemilu Rusia pada Minggu 17 Maret, meskipun ribuan penentangnya melakukan protes siang hari di tempat pemungutan suara dan Amerika Serikat mengatakan pemilu tersebut tidak bebas dan tidak adil.

Hasil awal ini berarti Putin, yang berusia 71 tahun, akan dengan mudah mendapatkan masa jabatan enam tahun yang memungkinkannya menyalip Josef Stalin dan menjadi pemimpin terlama di Rusia selama lebih dari 200 tahun.

Putin meraih 87,8 persen suara, yang merupakan hasil tertinggi dalam sejarah Rusia pasca-Soviet, menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga survei Public Opinion Foundation (FOM). Pusat Penelitian Opini Publik Rusia (VCIOM) menempatkan Putin pada 87 persen. Hasil resmi pertama menunjukkan bahwa survei tersebut akurat.

Kandidat komunis Nikolai Kharitonov berada di urutan kedua dengan hanya di bawah 4 persen, pendatang baru Vladislav Davankov di urutan ketiga, dan ultra-nasionalis Leonid Slutsky di urutan keempat, berdasarkan hasil yang diperoleh.

Baca Juga: Nyaman untuk Bukber! 8 Rumah Makan Enak di Kudus, Cek Alamatnya di Sini

“Pemilu ini jelas tidak bebas dan adil mengingat Putin telah memenjarakan lawan politik dan mencegah orang lain mencalonkan diri melawannya,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, seperti dikutip dari Channel News Asia.

Pemilu ini diadakan dua tahun setelah Putin memicu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II dengan memerintahkan invasi ke Ukraina. Dia menyebutnya sebagai operasi militer khusus.

Perang telah berlangsung selama tiga hari pemilu: Ukraina telah berulang kali menyerang kilang minyak di Rusia, menembaki wilayah-wilayah Rusia dan berusaha menembus perbatasan Rusia dengan pasukan proksi, sebuah tindakan yang menurut Putin tidak akan dibiarkan begitu saja.

Meskipun terpilihnya kembali Putin tidak diragukan lagi mengingat kendalinya atas Rusia dan tidak adanya penantang nyata, mantan mata-mata KGB ini ingin menunjukkan bahwa ia mendapat dukungan besar dari Rusia.

Halaman:

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x