Ilmuwan Ungkap Virus Corona Mampu Bertahan Hidup di Permukaan Uang Kertas dan Kaca Selama 28 Hari

12 Oktober 2020, 15:30 WIB
Ilustrasi uang kertas dan koin. /Steve PB/Pixabay

PR DEPOK  Penelitian baru-baru ini mengungkap bahwa virus corona penyebab Covid-19 dapat bertahan di uang kertas, kaca, dan baja antikarat selama 28 hari.

Tim peneliti dari Australia mengatakan bahwa daya tahan virus ini lebih lama dari virus influenza.

Penelitian yang dilakukan oleh badan sains nasional Australia, CSIRO, menemukan bahwa virus SARS-COV-2 masih dapat menginfeksi selama 28 hari ketika ditempatkan pada suhu 20 derajat Celsius, di permukaan halus seperti uang kertas dan layar ponsel.

Berdasarkan jurnal penelitian yang diterbitkan di Virology Journal, tim peneliti melakukan pengeringan virus dalam lendir buatan.

Baca Juga: Dampak Buruk Akibat Sering Membentak Anak, Mulai dari Tak Percaya Diri hingga Cenderung Keras Kepala

Lendir buatan tersebut kemudian di tempat di berbagai permukaan dengan konsentrasi yang sama dengan pasien Covid-19.

Tim peneliti mengekstraksi virus tersebut setelah dibiarkan selama satu bulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu hidup virus yang ditempatkan di laboratorium pada suhu 20, 30, dan 40 derajat itu menurun seiring dengan peningkatan suhu.

“Menentukan durasi virus benar-benar masih bertahan di permukaan memungkinkan kami untuk memprediksi dengan lebih akurat dan mengurangi penyebaran virus, serta melakukan tugas dengan lebih baik untuk melindungi masyarakat kami,” ujar Kepala Eksekutif CSIRO, Larry Marshall, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Waspadai 5 Penyakit Berikut Ini Saat Musim Pancaroba Tiba di Indonesia

Para peneliti ini juga mengatakan bahwa kandungan protein dan lemak dalam cairan tubuh juga dapat menambah durasi kelangsungan hidup virus secara signifikan.

“Penelitian ini juga menjelaskan mengapa pertahanan hidup dan penyebaran virus SARS-Cov-2 di lingkungan sejuk dengan kontaminasi protein dan lipid yang tinggi lebih lama,” tutur Direktur Pusat Kesiapsiagaan Penyakit Australia CSIRO, Trevor Drew.

Untuk diketahui, kasus positif Covid-19 di Australia mencapai angka sekira 27.000 kasus, dengan kasus kematian mencapai 898 orang.

Angka ini menjadikan negara Australia sebagai negara maju yang memiliki kasus Covid-19 tidak terlalu tinggi dibandingkan negara maju lain.

Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa Australia telah memasuki gelombang kedua infeksi Covid-19, dengan jumlah kasus baru pada hari Senin, 12 Oktober 2020, sebanyak 15 kasus.

Baca Juga: PSBB Masa Transisi Jakarta Berlaku Hari Ini, Berikut Aturan Kendaraan yang Wajib Dipatuhi Pengendara

Jumlah kasus baru yang jauh dari target yang ditetapkan pemerintah, yakni sebanyak kurang dari lima kasus, membuat negara tersebut belum dapat melonggarkan pembatasan sosial ketat di Ibu Kota Melbourne.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler