Ikut Dialog Keagamaan GP Ansor, Mike Pompeo Sebut Indonesia Contoh Harmonis Beragama

30 Oktober 2020, 10:51 WIB
Mike Pompeo Saat Pidato di Hadapan GP Anshor NU /ANTARA

PR DEPOK - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengungkapkan, Indonesia dapat dijadikan sebagai contoh kehidupan harmonis dalam beragama.

Hal tersebut seiringan dengan dirinya yang mengecam ekstremisme dan kekerasan yang mengatasnamakan keyakinan tertentu.

"Sungguh, tidak ada alasan untuk menyebut Islam tidak dapat tumbuh berdampingan secara damai dengan Kristen atau Buddha. Kita semua tahu bahwa koeksistensi dalam damai dan rasa saling menghormati adalah hal yang mungkin," kata Pompeo dalam dialog bersama Gerakan Pemuda Ansor di Jakarta seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA Jumat, 30 Oktober 2020.

Baca Juga: Tanggapi Aksi Pembunuhan di Gereja Prancis, Muslim Prancis Sampaikan Belasungkawa

"Indonesia, sejak Reformasi 1998, telah memberikan contoh positif kepada dunia tentang bagaimana aspek yang berbeda-beda, kelompok etnis yang berbeda-beda, dan juga ideologi yang berbeda-beda dapat hidup bersama dengan damai," ujar Pompeo.

Lebih lanjut Pompeo mengatakan, bahwa keharmonisan di tengah perbedaan keyakinan akan sulit diterima oleh pihak yang memelintir ajaran Islam demi memberikan pembenaran atas perilaku kekerasan mereka yang dalam hal ini disebut ISIS sebagai contoh.

Dalam acara yang dipandu oleh Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan dihadiri sejumlah tokoh lintas agama itu, Pompeo memuji dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah atas peran mereka menciptakan kebebasan beragama.

Baca Juga: Pelaku Penusukan di Gereja Bawa Alquran, Saksi Dengar Tersangka Berteriak 'Allahu Akbar'

"Kelompok seperti NU dan Muhammadiyah merepresentasikan puluhan juta umat Muslim Indonesia yang percaya pada tradisi toleransi dengan demokrasi yang berkembang," tutur Pompeo.

Pompeo menyerukan, terkait dengan kebebasan beragama, agar lebih banyak tokoh keagamaan yang berbicara dan menentang diskriminasi serta penindasan terhadap siapa saja yang hak hidupnya, termasuk hak beragamanya dilanggar.

Dirinya juga ikut menyebut isu Muslim Rohingya di Myanmar dan Muslim Uighur di Xinjiang, Tiongkok sebagai masalah pelanggaran hak kemanusiaan yang terkait dengan kebebasan beragama.

Baca Juga: Ingin Dapat Pria yang Tepat Sesuai Versinya, Wanita Ini Pertimbangkan Ceraikan Suaminya yang Ke-10

Diketahui, Pompeo melakukan lawatan resmi ke negara-negara Asia, pada 25-30 Oktober.

Hingga saat ini, dirinya telah mengunjungi India, Sri Lanka, Maladewa, kemudian menjalankan agenda selama satu hari di Indonesia.

Di Indonesia, Pompeo mengawali kunjungan dengan melakukan pertemuan bilateral bersama Menteri Luar Negeri RI Retno L.P. Marsudi, lalu bertemu dengan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Viral Pemotor Bawa Jenazah yang Ditutup Kain Jarik, Kasat Reskrim Berikan Klarifikasi

Terakhir, dirinya menghadiri acara dialog keagamaan GP Ansor.

Setelahnya, Pompeo dijadwalkan singgah ke Vietnam, untuk kunjungan yang awalnya tidak masuk dalam rencana perjalanan ini pada Kamis dan Jumat, 30 Oktober hari ini sebelum kembali ke AS.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler