Eropa Memasuki Gelombang Kedua Pandemi Covid-19, Jokowi: Jangan Teledor, Jangan Hilang Kewaspadaan

2 November 2020, 18:59 WIB
Presiden Joko Widodo saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna, Senin, 2 November 2020. /Sekretariat Kabinet/
 
PR DEPOK - Pandemi Covid-19 hingga kini masih melanda hampir seluruh negara di dunia. Jumlah korban yang berjatuhan pun makin lama makin meningkat setiap harinya.
 
Belum lagi, angka kasus positif yang juga tak kalah tingginya masih terus diberitakan dari setiap negaranya.
 
Namun sayangnya, belum habis kabar menyedihkan tersebut.
 
Kini kembali muncul kabar terkait pandemi Covid-19 pandemi yang mulai memasuki gelombang kedua di beberapa negara di dunia.
 
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar SBY Bolehkan Demo Anarkistis dan Sebut Akan Tambah Pasukan, Simak Faktanya
 
Informasi tersebut disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta pada Senin, 2 November 2020 serta disiarkan melalui kanal Youtube resmi Sekretariat Presiden. 
 
Dalam siaran tersebut, Presiden Jokowi mengingatkan pada jajaran menterinya untuk terus siaga dalam hal penanganan pandemi Covid-19 karena banyak negara di Benua Eropa yang kini menghadapi serangan gelombang kedua. 
 
"Saya ingin menekankan sekali lagi, hati-hati karena di Eropa sudah muncul gelombang kedua yang naiknya drastis sekali. Jadi jangan sampai kita teledor. Jangan sampai kita kehilangan kewaspadaan sehingga kejadian itu terjadi di negara kita," kata Presiden Jokowi seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI, pada Senin 2 November 2020. 
 
Baca Juga: Simak Cara Dapatkan Token Gratis dan Diskon Tagihan Listrik dari PLN untuk Periode November 2020
 
Jokowi juga mengungkapkan bahwa kasus tersebut harus menjadi perhatian bagi semua pihak.
 
"Kita bisa lihat angka-angka di beberapa negara seperti Prancis melompatnya dari berapa ke berapa, Itali juga, Inggris, Jerman, Spanyol. Ada kenaikan yang sangat drastis. Hal ini menjadi perhatian dan menjadi kehati-hatian semuanya," ucapnya menambahkan. 
 
Tak hanya itu, bahkan Jokowi menjelaskan bahwa penanganan pandemi Covid-19 ini dan pemulihan ekonomi nasional harus tetap dijaga keberimbangannya. 
 
Baca Juga: Singgung Petinggi Aliran Suap Djoktjan, Irjen Napoleon Minta Rp7 Miliar untuk Penghapusan Red Notice
 
"Kita harus tetap fokus untuk mengatur, menjaga titik keseimbangan antara penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi. Ini yang sudah berpuluh-puluh kali saya sampaikan tapi perlu sekali lagi ini saya tekankan," ujar Jokowi dengan tegas.
 
Meski begitu, dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengungkapkan beberapa berita positif terkait pandemi Covid-19 di Indonesia.
 
Jokowi menjelaskan angka kesembuhan yang mencapai titik di atas rata-rata dunia. Lalu angka kasus aktif positif Covid-19 yang sudah mulai lebih rendah dari kasus dunia. 
 
Baca Juga: Sinopsis Film Parker, Aksi Balas Dendam Perampok Profesional terhadap Tim yang Mengkhianatinya
 
"Alhamdulillah, dari laporan yang saya terima per 1 November 2020, kasus aktif di Indonesia lebih baik dan lebih rendah dari perkembangan rata-rata dunia. Kita memiliki kasus aktif 13.78 persen. Sedangkan rata-rata dunia kasus aktif 25.22 persen. Hal ini harus terus ditekan sehingga angka 13.78 persen bisa kita perkecil lagi"
 
"Kemudian juga tingkat kesembuhan yang makin baik. Kita sekarang di angka 82.84 persen, rata-rata dunia sebesar 72 persen. Di angka kesembuhan kita juga lebih baik, ini juga agar diperbaiki lagi," kata Jokowi pada menteri-menterinya.
 
Namun meski begitu, masih terdapat pekerjaan bersama yang harus diperhatikan secara seksama, yaitu angka kasus meninggal akibat Covid-19 yang masih cenderung tinggi di Indonesia.
 
Baca Juga: Sinabung Keluarkan Awan Panas Setinggi 2500 Meter, Pemantau Imbau Masyarakat dan Pengunjung Waspada
 
"Yang masih kita di atas rata-rata dunia adalah angka kematian atau kasus meninggal di Indonesia. Kita masih di angka 3.38 persen. Sedangkan rata-rata dunia berada di angka 2.5 persen. Ini yang patut dijadikan perhatian bagi semuanya," ucap Jokowi mengingatkan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler