PR DEPOK – Nama Joe Biden masih hangat diperbincangkan publik di seluruh dunia usai kemenangannya dalam Pilpres AS 2020 melawan petahana Donald Trump.
Joe Biden ditetapkan sebagai pemenang Pilpres setelah perolehan suaranya mengungguli Donald Trump.
Namun, sorotan publik tak hanya tertuju pada momentum kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris saja.
Baca Juga: PWNU Banten Ajak Kaum Muda untuk Jadi Pahlawan di Masa Depan
Sejumlah negara, termasuk Indonesia, juga menyoroti kebijakan yang akan diambil Joe Biden, dan dampaknya terhadap negara lain.
Mencermati kebijakan Presiden AS terpilih, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho, menilai ada 5 arah kebijakan ekonomi Joe Biden.
Perjanjian perdagangan
Disampaikan oleh Andry, Biden akan cenderung berfokus pada perjanjian perdagangan kerjasama regional.
Baca Juga: Soal Video yang Diduga Mirip Gisella Anastasia, Polisi Sebut Sudah Ada 2 Laporan yang Masuk
Presiden terpilih dari Partai Demokrat itu dinilai akan mengerem kerjasama perdagangan yang bersifat bilateral.
Perang dagang antara AS dan Tiongkok
Dalam penjelasannya, Andry mengatakan bahwa perang dagang antara AS dan Tiongkok akan terus berlanjut.
Ia juga memperkirakan bahwa tensi di antara keduanya akan bertambah tinggi.
Baca Juga: Joe Biden Menangkan Kontestasi Pilpres AS 2020, Xi Jinping dan Vladimir Putin Masih Bungkam
“Kalau dikatakan apakah trade war akan menurun tensinya? Saya rasa tidak. Akan tetap ada dan tensinya justru akan meningkat,” tutur Andry, dalam konferensi pers daring INDEF pada Minggu, 8 November 2020, seperti dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari PMJ News.
Menurut Andry, meningkatnya tensi dipicu oleh kritik pedas Biden pada saat Donald Trump menandatangani perjanjian perdagangan fase I dengan Tiongkok.
Joe Biden saat itu mengatakan bahwa hal itu tidak akan bisa meningkatkan produksi dalam negeri AS dan hanya seperti cek kosong bagi AS.
Baca Juga: Pembangunan Hampir Rampung, 'Underpass Senen Extension' Dilakukan Uji Coba 2 Hari
“Kemudian dia (Biden) akan bekerjasama dengan sekutu AS untuk menerapkan trade war kepada China. Ini kemungkinan besar tensinya akan meningkat,” tuturnya.
Buy American Plan
Arah ketiga yang disebutkan oleh Andry adalah Buy American Plan, yang merupakan rencana yang dilontarkan Joe Biden dalam kampanyenya.
Dengan rencana ini, Biden berjanji akan menggunakan produk AS yang diproduksi di dalam negeri, untuk pengadaan infrastruktur di negaranya.
Baca Juga: Habib Rizieq Direncanakan Pulang ke RI Hari Ini, API Jabar Datangkan Jutaan Orang untuk Menyambut
Selain itu, ia juga menjanjikan program pemulihan ekonomi dengan membeli barang-barang lokal.
Energi bersih
Lebih lanjut, Andry menuturkan bahwa Joe Biden berjanji akan mengedepankan energi yang ramah lingkungan.
Oleh karena itu, Presiden Terpilih itu akan membawa AS kembali bergabung dengan Paris Agreement.
Menaikkan pajak perusahaan
Arah kebijakan Biden yang terakhir adalah kenaikkan pajak perusahaan dari 21 persen menjadi 28 persen.
Baca Juga: Periksa Kasus yang Seret Gisella Anastasia, PMJ Selidiki 8 Akun Media Sosial Penyebar Video Asusila
Biden juga berjanji akan menurunkan minimum tax untuk perusahaan yang ada di luar AS.
Kondisi ini tentunya akan mendorong perusahaan-perusahaan AS untuk berinvestasi di negara-negara berkembang.
Kebijakan-kebijakan yang dijanjikan oleh Joe Biden ini dinilai akan turut memberikan dampak terhadap negara Indonesia.
Andry menjelaskan bahwa ada beberapa dampak yang akan dirasakan oleh Indonesia atas kemenangan Joe Biden ini.
Baca Juga: Masyarakat yang Ingin Terapkan Dianggap Salah Memahami, Ma'ruf Amin Beri Pengertian Soal Khilafah
Ruang kerjasama bilateral lebih ketat
Dalam pemaparannya, Andry menerangkan bahwa apabila Biden menjadi Presiden AS, maka ruang kerja sama bilateral antara AS dengan Indonesia akan lebih ketat.
“Karena kebijakan perdagangan yang jadi referensi oleh Biden adalah regional dari pada perjanjian kerjasama melalui bilateral,” jelasnya.
Peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke AS
Menurut Andry, Indonesia akan memiliki peluang untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Serikat, lantaran negara tersebut diperkirakan akan meningkatkan keran impor di bawah kepemimpinan Joe Biden.
Baca Juga: Kritik Sistem Jadwal dan Subtitusi Liga Inggris, Juergen Klopp: EURO 2020 Akan Hancur Karena Cedera
Kemungkinan investasi asing langsung
Selain meningkatkan ekspor ke AS, Indonesia juga memiliki kemungkinan untuk mendapatkan investasi langsung atau foreign direct investment (FDI) dari AS.
Kemungkinan tersebut bisa terjadi mengingat janji Joe Biden untuk menerapkan pajak minimum untuk perusahaan yang berada di luar negara AS.
“Itu akan mendorong FDI AS di beberapa negara terutama di negara berkembang akan meningkat.
Termasuk rencana investasi di Indonesia, ini yang perlu menjadi perhatian,” ujar Andry.
Baca Juga: Bacakan Nota Keberatan saat Sidang Berlangsung, Napoleon Bonaparte: Saya Merasa Dizalimi
Untuk diketahui, FDI adalah investasi langsung seperti perusahaan asing yang mendirikan pabrik di Indonesia.
Menurut Andry, jika peluang ini dimanfaatkan oleh pemerintah, maka Indonesia akan mampu menciptakan banyak lapangan kerja baru.***