Namun penurunan tersebut berbalik (dengan tingkat bunuh diri yang melonjak 37 persen pada wanita, sekitar lima kali lipat dibanding pria) karena pandemi berkepanjangan menganggu industri di mana wanita mendominasi, meningkatkan beban pada ibu yang bekerja.
Sedangkan menurut laporan tersebut, tingkat kekerasan dalam rumah tangga juga meningkat.
Baca Juga: Guru Besar USU 'Hina' SBY dan AHY, Refly Harun: Serang Pendapatnya, Bukan Orangnya
Berdasarkan data dari kementerian kesehatan dari November 2016 hingga Oktober 2020, studi menemukan angka bunuh diri pada anak yang melonjak 49 persen pada gelombang kedua, sesuai dengan periode usai penutupan sekolah secara nasional dilakukan.
Perdana Menteri Yoshihide Suga pada bulan ini mengeluarkan kebijakan keadaan darurat Covid-19 untuk Tokyo dan tiga prefektur sekitarnya.
Kebijakan tersebut merupakan upaya untuk membendung angka kasus Covid-19.
Dia mengembangkan kebijakan itu pada ketujuh prefektur dalam minggu ini, termasuk Osaka dan Kyoto.
Baca Juga: Bela Pengacara HRS yang Kutip Ayat Suci, Neno Warisman: Mohon Hargai, Hukum Formal Asalnya dari Situ
Taro Kono selaku menteri reformasi administrasi dan peraturan mengatakan pada Reuters, sementara ini pemerintah akan mempertimbangkan untuk memperpanjang kebijakan keadaan darurat.
"Banyak orang khawatir dengan Covid-19, tapi banyak pula yang bunuh diri karena kehilangan pekerjaan, kehilangan penghasilan, dan tidak bisa melihat harapan. Kami perlu mencapai keseimbangan antara mengelola Covid-19 dan mengelola ekonomi," kata Kono.***