Johnson kembali menyampaikan penyesalannya atas korban-korban yang gugur.
"Hari ini saya pikir saya harus benar-benar mengulangi bahwa saya sangat menyesal atas setiap nyawa yang telah hilang, dan selaku perdana menteri tentu saja saya bertanggung jawab penuh atas semua yang telah dilakukan pemerintah," kata Boris Johnson.
Namun, ketika ditanya alasan mengapa Inggris bisa mencapai angka tinggi tersebut, ia enggan menjawab pertanyaan dari wartawan itu.
Banyak ahli yang menanggapi tingginya angka korban yang meninggal akibat Covid-19. Tak sedikit dari mereka yang juga tak percaya dengan kejadian yang menimpa Inggris tersebut.
"Sulit dipercaya negara yang kaya, dengan sistem kesehatan yang universal jadi salah satu negara dengan korban meninggal tertinggi akibat pandemi Covid-19," ucap Kepala Eksekutif King's Dana, Richard Muray.
Uskup Agung Canterbury dan York juga meminta masyarakat untuk berhenti sejenak, merenung dan berdoa atas gugurnya 100.000 jiwa akibat pandemi.
"100.000 bukan hanya angka yang abstrak. Setiap angka adalah seseorang, seseorang yang kita cintai dan seseorang yang mencintai kita," kata Justin Welby dan Stephen Cottrell dalam surat terbuka.
Hingga kini total kasus yang positif terinfeksi di Inggris berdasarkan data dari World Do Meter, sebanyak 3.715.054 orang.