Tegas! Benjamin Netanyahu Bersumpah Terus Serang Gaza: Kami Akan Pukul Mereka Seolah Tak Pernah Bermimpi

- 13 Mei 2021, 19:35 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. /REUTERS/Amit Shabi.

PR DEPOK - Israel telah membunuh seorang Komandan Hamas dan bersumpah tidak akan berhenti dalam melancarkan serangan ke Gaza.

Setidaknya 65 orang telah tewas di Gaza sejak kekerasan meningkat pada hari Senin, 10 Mei 2021, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Enam orang tewas di Israel, kata pejabat medis.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan Komandan Brigade Gaza dan 15 anggota kelompok militan lainnya tewas dalam serangan udara.

Baca Juga: Turki Kecam Joe Biden Terkait Serangan Israel ke Palestina: Sejak kapan Kekejaman Itu Dianggap Sebagai Pembela

"Ini baru permulaan. Kami akan memukul mereka seolah-olah mereka tidak pernah bermimpi," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Usai pengumuman tersebut, lebih banyak lagi roket ditembakkan ke daerah Tel Aviv, Ashdod, Ashkelon, dan Sderot.

Juru Bicara Militer Brigadir Jenderal Hidai Zilberman mengatakan gencatan senjata bukan merupakan bagian dari jargon yang biasa dilontarkan dari bibir pihaknya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Cancer, Leo dan Virgo Besok, 14 Mei 2021: Tahan Diri, Jangan Menjadi Sosok yang Posesif

"Sebuah 'gencatan senjata' bukan bagian dari jargon di bibir kami, pasti tidak dalam satu atau dua hari mendatang," ucapnya.

Direncanakan, serangannya akan menargetkan lokasi peluncuran roket, kantor Hamas, dan rumah para pemimpin Hamas.

Hamas megisyaratkan pembangkangan, dengan pemimpinnya Islmail Haniyeh mengatakan "konfrontasi dengan musuh itu terbuka."

Baca Juga: Kian Memanas, Israel Siapkan Pasukan Darat di Perbatasan untuk Serang Balik Gaza

Israel melancarkan aksi militernya setelah Hamas menembakkan roket sebagai pembalasan atas bentrokan polisi Israel dengan warga Palestina di dekat Masjid Al Aqsa selama bulan Ramadhan.

Sebuah sumber Palestina mengatakan upaya gencatan senjata oleh Mesir, Qatar, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak menghasilkan kemajuan untuk mengakhiri kekerasan.

Pertempuran lintas perbatasan telah memicu perselisihan di Israel, di mana beberapa minoritas Arab melancarkan protes kekerasan pro-Palestina.

Baca Juga: Ingin Beri 'Pelajaran' ke Israel, Erdogan Telepon Vladimir Putin Bahas Ketegangan di Palestina

Pertempuran itu merupakan yang terparah sejak perang yang terjadi pada tahun 200 di daerah yang diperintah Hamas, dan kekhawatiran berkembang bahwa situasinya bisa lepas kendali.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) ANtony Blinken mengatakan akan mengirimkan utusannya yakni Hady Amr akan dikirim untuk berbicara dengan Israel dan Palestina.

"Saya harap ini akan selesai lebih cepat, tetapi Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri," kata Presiden AS Joe Biden.

Baca Juga: Ganjar Pranowo: yang Larang Mudik Itu Siapa? Mudik Boleh, Silakan Ajak Anak Istri atau Siapapun

Seorang menteri di Inggris mendesak agar Israel dan Hamas untuk mengambil langkah mundur dari esklasi tersebut.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x