Sementara itu, Donald Trump menilai keputusan Facebook untuk memblokir akun miliknya sebagai bentuk sensor dan hinaan terhadap pemilihnya.
"Putusan Facebook merupakan hinaan terhadap 75 juta orang yang memecahkan rekor, yang memilih kami pada Pemilihan Umum Presiden yang Dicurangi 2020. Mereka seharusnya tidak diizinkan lolos dari sensor dan pembungkaman ini. Dan tentu, kami akan menang. Negara kita tidak bisa lagi menerima pelecehan ini," kata Trump dalam keterangan resmi.
Maka dari itu, Trump menyebutkan jika suatu hari nanti dia kembali ke Gedung Putih, dia tidak mau makan malam dalam acara ramah tamah bersama Mark Zuckerberg dan istrinya.
"Semuanya akan soal bisnis," kata Trump.
Baca Juga: Italia Kalahkan Republik Ceko 4-0, Lorenzo Insigne Cetak Gol Hadiah Ulang Tahun Dirinya
Bersamaan dengan pengumuman blokir akun Donald Trump, Facebook juga memperbarui kebijakan untuk akun politikus.
Facebook tidak lagi memandang setiap unggahan politikus secara inheren merupakan kepentingan publik.
Melalui aturan baru, Facebook akan menimbang konten politikus yang melanggar aturan dengan cara yang sama yang mereka terapkan ke akun biasa.
Dengan demikian, Facebook berkomitmen akan mengumumkan kapan mereka memberlakukan pengecualian atas nama "kelayakan berita" terhadap sebuah konten.***