Abdel Hamid juga mengatakan pasukan keamanan Israel telah menyerang para pengunjuk rasa dengan granat listrik dengan tujuan membubarkan mereka, meski aksi tersebut berlangsung dengan damai.
“Anak-anak muda hanya bernyanyi dan bersorak dan senang karena mereka telah melakukan marathon,” kata Abdel Hamid.
Kelompok hak asasi mengatakan bahwa pengusiran masih akan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang, dan hal ini akan berpotensi memicu kembali pertempuran lainnya.
Kelompok hak asasi Israel Ir Amim yang mengikuti kasus pengadilan, memperkirakan bahwa setidaknya 150 rumah di lingkungan Sheikh Jarrah dan Silwan telah menerima pemberitahuan pengusiran.
Israel telah merebut Yerusalem Timur yang merupakan rumah bagi situs-situs suci orang Yahudi, Kristen, dan Muslim pada perang 1967 dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.
Israel menganggap seluruh kota Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, sedangkan Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka di masa depannya.
Sementara itu, sekitar 20 orang terluka dalam demonstrasi yang terjadi pada hari Jumat di pos-pos militer Israel dan pemukiman di dekat Kota Nablus.
Tindakan keras Israel terhadap pengunjuk rasa juga menyebar ke Masjid Al Aqsa, yang diserbu pasukan Israel beberapa kali selama bulan suci Ramadhan dan melukai ratusan jemaah muslim.