Pada Jumat, 2 Juli 2021 kemarin pemerintah India mengirim tim untuk melihat peningkatan infeksi Covid-19 di enam negara bagian. Ini termasuk Kerala, Arunachal Pradesh, Tripura, Odisha, Chhattisgarh, dan Manipur.
Tim dengan dua anggota, termasuk seorang dokter dan ahli kesehatan masyarakat, akan menilai situasi di negara bagian dan memantau upaya vaksinasi di negara bagian tersebut.
Sistem kesehatan di India kewalahan selama gelombang kedua, ketika terdapat antrian mayat tergeletak di luar krematorium, mayat menumpuk di kamar mayat dan antrian panjang orang menunggu di luar rumah sakit.
Baca Juga: Tegas Menolak Masjid Ditutup Selama PPKM Darurat, Refrizal: Apa Tidak Takut Allah SWT Murka?
Selama periode itu, India memecahkan rekornya sendiri untuk jumlah infeksi dan mencatat lonjakan satu hari lebih dari 400.000 kasus pada bulan Mei.
Rumah sakit terpaksa menolak pasien karena kekurangan tempat tidur sementara beberapa dari mereka kehabisan oksigen di tengah kekurangan yang melumpuhkan.
Rijo M John, seorang profesor di Rajagiri College of Social Sciences, mengatakan India tidak akan pernah benar-benar tahu berapa banyak orang yang meninggal selama gelombang kedua.
"Penghitungan kematian yang kurang adalah sesuatu yang telah terjadi di seluruh negara bagian, sebagian besar karena kelambatan dalam sistem, jadi itu berarti kita tidak akan pernah memiliki gagasan yang benar tentang berapa banyak orang yang hilang dalam gelombang kedua ini," ucapnya.
Berdasarkan kabar yang dihimpun, akibat dari gelombang kedua Covid-19 di Indina ini mayat-mayat yang ditutupi kain kafan terlihat hanyut di sungai di Uttar Pradesh dan Bihar dan ratusan dari mereka dikuburkan di tepi sungai.